JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian (Kementan), Nasrullah, menegaskan bahwa penyakit Jembrana pada sapi yang saat ini sedang merebak di Provinsi Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan tidak menular ke manusia.
“Penyakit Jembrana hanya menyerang Sapi Bali (tidak menular pada sapi jenis lain) dan tidak bersifat zoonosis, penyakit itu juga tidak dapat menular dari hewan ke manusia maupun sebaliknya,” ungkap Nasrullah melalui keterangan tertulisnya yang diterima InfoPublik, Senin (27/2/2023).
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa virus penyebab penyakit Jembrana dapat masuk ke tubuh hewan, melalui kontak langsung dengan hewan tertular dan bisa juga disebarkan melalui insekta penghisap darah.
“Karena bukan zoonosis, maka masyarakat tidak perlu khawatir untuk mengkonsumsi daging sapi,” jelas Nasrullah menekankan.
Nasrullah juga mengimbau kepada masyarakat untuk mengonsumsi daging sapi yang berasal dari rumah potong hewan (RPH) di bawah pengawasan dokter hewan, atau membeli produk yang sudah memiliki Nomor Kontrol Veteriner (NKV).
Sementara itu, Direktur Kesehatan Hewan, Nuryani Zainuddin, menyampaikan sampai saat ini penanganan kasus penyakit Jembrana di Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan terus dilakukan, khususnya dengan kegiatan vaksinasi dan pembatasan lalu lintas, dan kontrol vektor.
Nuryani menjelaskan, penyakit yang disebabkan oleh Retrovirus pada Sapi Bali ini ditandai dengan demam tinggi, peradangan selaput lendir mulut, pembesaran kelenjar pertahanan, dan mencret (diare) yang sering bercampur dengan darah, hingga menyebabkan kematian ternak.
“Potensi kerugian ekonomi akibat penyakit Jembrana cukup besar, sehingga ini menjadi perhatian kita untuk mengendalikannya,” ungkap Nuryani.
Menurutnya, selain pelaksanaan vaksinasi dan pemberian vitamin untuk menjaga kekebalan tubuh ternak, Nuryani juga meminta agar peternak memastikan ternaknya mendapatkan pakan yang cukup, dan menjaga kebersihan kandang.
“Peternak dan masyarakat juga dapat mendukung dengan menjaga kebersihan dan kesehatan ternaknya dan lapor segera ke petugas apabila ada kecurigaan kasus penyakit Jembrana agar segera dapat diindaklanjuti,” kata Nuryani.
“Kami juga meminta kepada Pemerintah Daerah agar melakukan pendampingan dan juga secara intensif melakukan kegiatan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) kepada masyarakat dan peternak agar penyakit ini segera terkendali,” pungkasnya. (rdr)