JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Persatuan Pelajar Indonesia Sudan (PPI Sudan) mengatakan seluruh pelajar Indonesia di Sudan dalam keadaan selamat di tengah situasi perang antara militer Sudan (SAF) dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF).
“Tidak benar bahwa ada satu pelajar Indonesia di Sudan yang tewas terkena tembakan,” kata PPI Sudan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta pada Kamis.
PPI mengungkapkan bahwa hingga saat ini suara tembakan masih terus terdengar meski intensitasnya berangsur berkurang.
“Harapannya, kondisi ini menunjukkan tanda de-eskalasi (penurunan) intensitas serangan antara kedua belah pihak,” katanya perhimpunan tersebut.
Meski ada tanda-tanda penurunan intensitas serangan, kata PPI Sudan, seluruh pelajar Indonesia tidak dibenarkan untuk bebas keluar rumah atau tempat tinggal sewaktu-waktu.
Jika ada yang memiliki keperluan mendesak keluar rumah, PPI Sudan mengimbau mereka untuk keluar rumah mulai pukul 12.00 sampai 17.30 waktu setempat.
PPI Sudan mengatakan mahasiswa Indonesia di International University of Africa (IUA) mengonsumsi menu seadanya, bahkan relatif dianggap kurang dari cukup untuk berbuka puasa.
Logistik yang disimpan PPI Sudan dan tim relawan semakin menipis, kata perhimpunan itu. Stok di sejumlah supermarket juga juga disebutkan semakin kurang.
PPI Sudan mengimbau seluruh pelajar Indonesia di Sudan untuk terus berkomunikasi dengan pihaknya.
“Dalam hal ini, PPI Sudan akan terus berkoordinasi dengan KBRI Khartoum dan pihak-pihak terkait untuk menjaga kemaslahatan bersama,” kata PPI.
PPI Sudan, Ikatan Mahasiswa Indonesia International University of Africa (IMI IUA), dan sejumlah aktivis mahasiswa membentuk tim relawan untuk membantu kebutuhan pokok dan mendesak seluruh pelajar Indonesia di Sudan.
Pada waktu bersamaan, tim relawan juga langsung mendata persebaran tempat tinggal seluruh pelajar Indonesia.
Hingga kini, menurut keterangan tersebut, ada sekitar 838 pelajar Indonesia di Sudan yang sudah terdata.
Sejak hari pertama perang, seluruh mahasiswi IUA (tidak hanya pelajar Indonesia) disebutkan menjalani evakuasi di Aula Muktamarot di kawasan Rektorat IUA dalam upaya untuk menjaga keselamatan seluruh mahasiswi IUA.
PPI Sudan mengatakan terus berupaya untuk menjalin komunikasi, mendistribusikan bantuan, dan melakukan upaya konkret penunjang keselamatan seluruh pelajar Indonesia di Sudan.
Upaya tersebut dijalankan bersama KBRI Khartoum, IMI IUA dan beberapa aktivis mahasiswa yang tergabung dalam tim relawan.
Sebelumnya pada Selasa (18/4), PPI Sudan bersama tim relawan telah menerima donasi sekitar Rp65,37 juta. ‘
Donasi itu disebutkan telah disalurkan dalam bentuk bahan logistik dan kebutuhan lainnya secara bertahap, yakni 12 paket untuk 12 titik tinggal pelajar Indonesia di Sudan.
PPI Sudan membuka nomor layanan darurat +249 12 229 0184 untuk membantu para pelajar yang punya keperluan mendesak. (rdr/ant)