Pendiri Telegram Tuding TikTok dan Netflix Rusak Kreativitas dan Pikiran Manusia

Mayoritas orang lebih suka memberi makan otak mereka dengan TikTok dan Netflix daripada fakta kehidupan nyata yang dapat membuat mereka mengubah dunia

JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Platform video pendek asal China TikTok disebut pendiri Telegram Pavel Durov telah merusak kreativitas dan pikiran manusia dengan mengalihkan pengguna dari tugas-tugas yang benar-benar penting.

Selain TikTok, platform online lainnya yang disemprot Durov adalah layanan streaming video asal Amerika Serikat (AS), Netflix.

“Jika kita memelihara otak kita dengan data kehidupan nyata yang memungkinkannya untuk memecahkan masalah mendasar maka itu akan memprosesnya di latar belakang dan menghasilkan solusi yang tidak terduga,” kata dia, seperti dikutip dari situs Russia Today, Rabu, 8 September 2021.

Namun, Durov melanjutkan, mayoritas orang lebih suka memberi makan otak mereka dengan TikTok dan Netflix daripada fakta kehidupan nyata yang dapat membuat mereka mengubah dunia. Miliarder asal Rusia ini menyerukan manusia untuk melindungi alat mereka yang paling kuat, yaitu pikiran.

Menurut Durov, otak tidak selalu bisa membedakan antara kenyataan dan fiksi, sehingga membuat orang fokus pada pemecahan masalah yang tidak ada daripada masalah di kehidupan nyata. “Untuk menjadi kreatif dan produktif, kita harus membersihkan pikiran dari lumpur lengket, dari konten yang tidak relevan dengan ‘algoritma rekomendasi’ yang membanjiri pikiran setiap hari,” tegas dia.

Kritik pedas tentang dunia teknologi ini bukan untuk pertama kalinya keluar dari mulut Durov. Sebelumnya, ia juga mengecam perusahaan-perusahaan Amerika Serikat (AS) seperti Apple dan Google karena secara aktif menyensor informasi.

“Dua puluh tahun yang lalu kami memiliki Internet yang terdesentralisasi dan sistem perbankan yang relatif tidak terbatas. Setiap tahun kami menyerahkan lebih banyak kekuasaan dan kendali atas hidup kami kepada segelintir eksekutif perusahaan yang tidak bertanggung jawab yang tidak kami pilih,” paparnya.

Sebagian besar pikiran aktif dan kreatif begitu sibuk fokus pada perusahaan yang memproduksi konten digital, sehingga mereka melupakan prinsip privasi dan kebebasan di internet. (*)

Sumber: viva.co.id
Gabung WhatsApp Channel, Telegram Channel, dan follow juga Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru
Exit mobile version