Pemerintah Tetap Lanjutkan Proyek BTS dan Infrastruktur Pendukungnya

Kejanggalan proyek pembangunan BTS dan infrastruktur pendukungnya itu, yang diduga melibatkan mantan Menkominfo Johnny G Plate baru diketahui sekitar 2020.

Plt Menkominfo Mahfud MD. (Dok. Tangkapan layar)

Plt Menkominfo Mahfud MD. (Dok. Tangkapan layar)

JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Pelaksana Tugas Menteri Komunikasi dan Informatika (Plt Menkominfo), Mahfud MD menegaskan pemerintah akan tetap melanjutkan proyek pembangunan base transceiver station (BTS) dan infrastruktur pendukungnya, lewat Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Kominfo.

“Penegak hukum akan mengusut kasusnya secara tegas terhadap perampok hak-hak rakyat itu. Soal proyeknya nanti kita cari jalan agar itu terus demi kepentingan rakyat,” tegas Plt Menkominfo, Mahfud MD, secara daring usai bertemu Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (22/5/2023).

Mahfud MD mengungkapkan, kejanggalan proyek pembangunan BTS dan infrastruktur pendukungnya itu, yang diduga melibatkan mantan Menkominfo Johnny G Plate baru diketahui sekitar 2020.

“Baru muncul masalah sejak anggaran 2020, yaitu ketika proyek senilai Rp28 triliun lebih itu dicairkan dulu sebesar 10 koma sekian triliun pada 2020-2021,” ungkap Mahfud MD yang juga Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) itu.

Menurut Mahfud, ketika dana tersebut hendak dipertanggungjawabkan pada Desember 2021, ditemukan fakta bahwa tidak ada pembangunan menara BTS yang sudah dianggarkan.

Pihak yang mengerjakan proyek meminta perpanjangan waktu untuk membangun BTS hingga Maret 2022, dengan alasan pandemi COVID-19. Ketika Maret 2022, baru terdapat 1.110 menara BTS yang dilaporkan berdiri, dari target 4.200 menara.

Menurut Mahfud, setelah diperiksa lewat satelit, menara yang benar-benar berdiri hanya berjumlah 958 unit. Mahfud mengungkapkan, dari 958 itu tidak diketahui apakah itu benar bisa digunakan atau tidak, karena sesudah diambil 8 sampel dan itu semuanya itu tidak ada yang berfungsi sesuai dengan spesifikasi.

Mahfud menegaskan, dengan asumsi perhitungan konservatif, biaya yang dikeluarkan untuk membangun 958 menara BTS itu, hanya sekitar Rp2,1 triliun dari anggaran total yang mencapai Rp10 triliun.

Menurutnya, masih ada penyalahgunaan dana atau ketidakjelasan dana yang tidak dipertanggungjawabkan, dan harus dipertanggungjawabkan di pengadilan itu sejumlah Rp8 koma sekian triliun.

Sebelumnya, Kejaksaan Agung (Kejagung) telah menetapkan Menkominfo Johnny G Plate sebagai tersangka. Johnny menjadi tersangka kasus dugaan korupsi penyediaan menara BTS 4G dan infrastruktur pendukung 1, 2, 3, 4 dan 5 Bakti Kementerian Kominfo tahun 2020-2022.

“Sudah ditetapkan sebagai tersangka dan langsung dilakukan penahanan,” ujar Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Ketut Sumedana, melalui keterangan tertulisnya Rabu (17/5/2023).

Kejagung juga menetapkan Direktur Utama (Dirut) Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kemenkominfo, Anang Achmad Latif sebagai tersangka korupsi penyediaan infrastruktur Base Transceiver Station (BTS) 4G.

Empat orang tersangka lainnya adalah Direktur Utama PT. Mora Telematika Indonesia, GMS; Tenaga Ahli Human Development (HUDEV) Universitas Indonesia Tahun 2020, YS; Account Director of Integrated Account Departement PT Huawei Tech Investment (HWI), MA; dan IH selaku Komisaris PT Solitech Media Sinergy.

Akibat perbuatannya, para tersangka dijerat Pasal 2 Ayat (1) dan Pasal 3 juncto Pasal 18 Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP. (rdr/infopublik)

Gabung WhatsApp Channel, Telegram Channel, dan follow juga Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru
Exit mobile version