Selain itu, Garuda juga berhasil meningkatkan capaian rasio revenue per aircraft hingga 11,29 persen menjadi 26,10 juta USD di 2022 dibandingkan dengan rasio aircraft per revenue di 2019 sebesar 23,45 juta USD.
Hal ini menjadi indikator produktivitas yang semakin optimal di mana kinerja perseroan yang saat ini didukung oleh komposisi armada menurun signifikan hingga 70 persen dibandingkan 2019 lalu, dapat menghasilkan rasio revenue per aircraft yang semakin tinggi.
“Dengan landasan kinerja yang semakin sehat, langkah berkesinambungan perseroan dalam memaksimalkan pertumbuhan kinerja tentunya akan terus kami lakukan di 2023 secara terukur dan proporsional, dengan memaksimalkan profitabilitas dan peningkatan alat produksi yang turut diselaraskan dengan upaya diversifikasi dan peningkatan layanan penerbangan full-service,” ungkap Irfan.
Berkenaan dengan fokus kinerja di 2023, Irfan mengungkapkan bahwa sejumlah langkah strategis perseroan terus dioptimalkan, khususnya pada kapasitas produksi untuk menunjang kegiatan operasional, termasuk di antaranya Garuda akan menambah lima pesawat narrow body jenis Boeing 737-800 NG yang akan tersedia secara bertahap sepanjang 2023.
“Pada tahap awal, sebanyak dua pesawat dijadwalkan akan diterima Garuda pada awal kuartal III. Sementara untuk pengiriman tiga pesawat lainnya diharapkan dapat diterima pada kuartal IV.”
“Dengan demikian, diharapkan pada akhir 2023 jumlah armada Garuda akan semakin kuat di mana perseroan akan mengoperasikan sedikitnya 63 armada untuk mendukung berbagai langkah operasional penerbangan, termasuk dalam strategi pengembangan jaringan beberapa rute penerbangan yang menjadi preferensi masyarakat,” tutup Irfan. (rdr/infopublik)