Kata Andre, di tengah krisis yang menghantam seluruh dunia, bahkan ketidakpastian setelah perang Rusia vs Ukrania dan memanasnya dua Korea, serta China dan Taiwan, Indonesia butuh pemimpin kuat. “Ini yang membuat survei Pak Prabowo unggul di Gen Z atau anak-anak muda. Pak Prabowo dianggap kuat dan bisa menjadi pelindung dan pemberi rasa kepastian,” katanya.
Andre juga mengakui, dari survei Indikator terlihat, adanya kecenderungan peningkatan dukungan ke Prabowo dari pendukung Jokowi-Makruf Amin. Kalau dulu mereka memilih Ganjar mencapai 60-an persen, hari ini tinggal 50 persen saja. Bahkan sudah sampai 27 persen yang mendukung Prabowo.
“Ini menunjukkan keloyalan dan ketulusan Pak Prabowo perlahan tapi pasti mulai membuahkan hasil. Masyarakat sadar bagaimana Prabowo bekerja keras membantu Jokowi. Apalagi 80 persen masyarakat puas dengan kinerja Jokowi. Dan mayoritas masyarakat sudah sadar bahwa persatuan Prabowo dan Kokowi adalah pilihan paling tepat, objektif dan rasional untuk kebaikan Indonesia. Bahkan rekonsiliasi ini ditiru habis Malaysia. Bagaimana Anwar Ibrahim mengadopsi Jokowi-Prabowo,” katanya.
Yang jelas, kata Andre, survei indikator menambah semangat. Akan jadi bahan dan kajian untuk bekerja lebih keras lagi. “Untuk Sumbar kami juga yakin Pak Prabowo akan terus naik, meski Anies Baswedan juga sempat punya nama. Kami juga yakin, Gerindra akan lebih naik lagi dan kembali menang di Sumbar dan mencatat sejarah,” kata Andre.
Diketahui, survei ini digelar pada 26-30 Mei 2023 terhadap 1.230 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening. Burhanuddin menyebut berdasarkan hasil survei, bila Anies tidak mendapat tiket Pilpres 2024, pendukungnya akan lari ke Prabowo. Hal itu menjadi kabar baik untuk Prabowo.
“Kalau Anies tidak dapat kendaraan untuk maju 2024 itu pendukungnya lebih banyak lari ke Pak Prabowo. Pak Prabowo langsung nambah. Jadi kalau Anies tidak maju kabar baik banget buat Pak Prabowo,” kata Burhanuddin yang menyebut elektabilitas simulasinya Prabowo Subianto 47,6 persen, Ganjar Pranowo 36,1 persen, Airlangga Hartarto 3,5 persen dan tidak tahu dan tidak menjawab 12,9 persen. (rdr)