Andre menjelaskan biaya sekolah Airbus 330 lebih murah karena Garuda Indonesia memiliki simulatornya di Kosambi. Sedangkan untuk Boeing 777, biaya training cukup tinggi mengingat harus disekolahkan di luar negeri dengan menyewa simulator di Singapura atau Jepang.
Berdasarkan perhitungannya, Andre mengatakan biaya training pilot Bombardier ke Airbus 330 sebesar Rp130.976.887 per pilot. Total pilot CRJ saat ini 43 orang.
Sementara biaya training pilot ATR ke Airbus 320 sebesar Rp120.358.097 per pilot. Karena ada 22 pilot ATR, sehingga total biaya training pilot Bombardier dan ATR adalah Rp8.279.884.275. “Biaya Rp8 miliar tidak seberapa jika dibanding untung Garuda Indonesia yang Rp57 triliun itu,” ucap Andre.
Lebih lanjut, Ketua DPD Partai Gerindra Sumatra Barat ini menegaskan bahwa menyekolahkan pilot Bombardier dan ATR adalah langkah terbaik. Apalagi berdasarkan road map perseroan, Garuda Indonesia akan menambah 20 unit pesawat di akhir tahun 2023, sehingga pesawat yang saat ini hanya 50 unit, akan bertambah menjadi 70 unit di akhir tahun.
“Jadi kalau ada narasi yang dibangun bahwa pesawat Garuda kurang tapi pilotnya berlebih, saya ingin sampaikan hati-hati mengeluarkan statement itu di ruangan ini. Karena kita semua tahu akhir tahun ini pesawat Garuda bertambah 20 dan butuh banyak pilot. Karena itu saya minta Pak Irfan ambil win win solution. Dan saya juga meminta pimpinan untuk menjadikan usulan ini sebagai kesimpulan rapat agar kita memberikan solusi terbaik dan menguntungkan semua pihak,” kata Andre. (rdr)