Selain itu, peranan transformasi digital dalam proses penerbitan dan marketing SBN, khususnya SBN Ritel yang didukung dengan sistem online juga tak kalah penting, mampu membuat pengadaan utang melalui SBN menjadi semakin efektif dan efisien, serta kredibel.
Sebagai catatan, APBN masih mencatatkan surplus sebesar Rp 234,7 triliun atau 1,12% terhadap produk domestik bruto (PDB) per April 2023. Tingginya surplus ditopang oleh besarnya penerimaan pajak, Hingga akhir April tahun ini, penerimaan pajak melonjak 21,3% menjadi Rp 688,1 triliun rupiah.
Adapun, target defisit APBN tahun 2023 ditetapkan sebesar 2,84%. Namun, Kementerian Keuangan yakin defisit akan berada di bawah itu. Alhasil, pemerintah tampaknya benar-benar hati-hati dalam menarik dan menerbitkan utang pada tahun ini.
Tak hanya utang pemerintah secara keseluruhan, tren penurunan utang juga terjadi di Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia. ULN hingga April 2023 sebesar US$ 403,1 miliar atau turun US$ 200 juta dibandingkan bulan sebelumnya. Tercatat, terbesar berasal dari ULN swasta.
Bank Indonesia mencatat, pada April 2023 ULN pemerintah tetap terkendali, tercatat sebesar US$ 194,1 miliar atau relatif stabil dibandingkan dengan posisi yang bulan sebelumnya yang sebesar US$ 194 miliar.
Secara tahunan posisi ULN pemerintah tumbuh 1,8% (yoy) setelah mengalami kontraksi 1,1% (yoy) pada bulan sebelumnya. (rdr/cnbc)