Baca Tulisan Dahlan Iskan, Chef Asal Sumbar Ini Pertanyakan Pernyataan 900 Jenis Rendang Wiliam Wongso

Jumlah rendang yang disebut William Wongso dalam tulisan Dahlan Iskan mencapai 900 jenis itu kemudian dipertanyakan oleh Minangkabau Cuisine Specialty Chef, Dian Anugrah.

Chef Dian Anugrah. (dok. pribadi)

Chef Dian Anugrah. (dok. pribadi)

PADANG, RADARSUMBAR.COM – Juru masak tanah air, William Wongso baru-baru ini memantik perhatian dengan pernyataannya menyebut makanan khas Minangkabau, Rendang mencapai 900 jenis.

Hal tersebut disampaikan oleh William Wongso kepada Tokoh Pers Indonesia dan eks Menteri ESDM di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Dahlan Iskan beberapa waktu lalu.

Jumlah rendang yang disebut William Wongso dalam tulisan Dahlan Iskan mencapai 900 jenis itu kemudian dipertanyakan oleh Minangkabau Cuisine Specialty Chef, Dian Anugrah.

“Sebenarnya ini merupakan lucu-lucuan yang berbahaya (disampaikan), kalau bagi saya pribadi. Sebagai seseorang yang aktif di dunia kuliner Minang (terutama) rendang, ini fakta yang harus diluruskan,” kata Dian saat dikonfirmasi Radarsumbar.com, Kamis (29/6/2023).

Dian mengatakan, dirinya tidak akan terlalu menanggapi pernyataan soal jenis Rendang yang mencapai ratusan jika yang berbicara adalah masyarakat umum.

“Tapi kalau seandainya seseorang dengan kapasitas seperti beliau (William Wongso), berbicara di depan publik seperti itu dan direkam media juga, tidak sembarangan (di hadapan) Dahlan Iskan, saya takut terjadi kebenaran (yang tidak sesuai fakta) ketika diulang-ulang,” katanya.

Bahkan Dian khawatir dan tidak mau menanggung resiko di masa mendatang terkait dengan jumlah Rendang yang mencapai 900 jenis. “Wallahu A’lam Bishawab, (ketika nanti) dipertanyakan masyarakat, kenapa diam saja.”

“Karena dahulu ketika saya menanggapi (William Wongso) yang berbicara di acara Gordon Ramsey, di tayangan itu beliau dikatakan mentor dari 200 jenis rendang,” katanya.

“Saya kemudian speak, 200 rendang itu apa saja? Saya dibully pada saat itu, bahkan orang pemerintahan sendiri saat itu minta saya untuk diam, tidak usah mencari panggung, dibilang itu hanya sekedar gimmick, ini tak bisa dibiarkan karena ranahnya sudah tak tepat,” sambungnya.

Dirinya tidak bisa membayangkan, jika misalnya orang luar datang orang ke Sumbar dan lalu meminta dimasakkan rendang nomor 199. “Coba itu jelaskan, dia diam juga (saat saya minta penjelasan William Wongso). Akhirnya hari ini tiba-tiba, jadi 900 unit pada tahun dari tahun 2020-2023,” katanya.

Artinya, kata pria berdarah Minangkabau itu, dalam tempo waktu tersebut, William Wongso sama menyatakan ada penambahan jenis Rendang dari 200 ke 900 jenis. “Semuanya (bertambah) 700. Jadi saya bingung, yang 200 saja tidak dijelaskan, ini sudah sampai 900 jenis (Rendang),” katanya.

Untuk meminta penjelasan, Dian mengaku sudah memposting di akun media sosial (medsos) resmi miliknya dengan menandai William Wongso hingga Dahlan Iskan, namun tak direspons.

“Saya takut ini seperti ota-ota lapau (cerita warung), yang tidak berdasar, hanya sekedar ota. Dasar informasi (Dahlan Iskan) itu dari Pak William Wongso, kalau dibaca tulisan beliau, sumbernya itu kan dari satu orang, William Wongso,” katanya.

Tidak sampai di sana, untuk membuktikan pernyataan William Wongso, Dian menyebut bahwa jenis rendang bahkan tidak sampai 50 macam.

“Bahkan saya mencoba menghitung-hitung yah, jenis rendang itu tidak sampai 100, jika dirunut dari bahan memasaknya saja. Rendang itu ada lokan, daging, ikan, itu jumlahnya tidak sampai 100, memenuhi angka 50 saja tidak cukup,” katanya.

Jika patokan Rendang mencapai 900 jenis yang digunakan oleh William Wongso berdasarkan Nagari yang ada di Sumbar, kata Dian, itu juga tidak tepat.

“Jika dipatok kepada Nagari, saat ini ada 1.083 di Sumbar karena ada pemekaran. Namun, rasanya tidak mungkin 900 (jenis rendang) dalam tempo 2020-2023, ini sebuah fakta yang agak konyol, jika berpatokan kepada Nagari. Di Minangkabau, tidak pernah ada rendang yang berbasis Nagari,” katanya.

Dari sejumlah informasi dan penelitian yang telah dilakukan, kata Dian, jenis Rendang hanya tergabung ke dalam dua kategori, yakni Rendang Darek dan Pasisia.

Rendang Darek merupakan rendang yang lebih tua, lahir dari daerah awal Minangkabau, lazim hadir si Batusangkar, Bukittinggi, Payakumbuh dan sekitarnya.

Ciri khasnya adalah tidak menggunakan rempah kering seperti pala, merica dan lainnya, hanya bumbu segar saja seperti bawang merah, bawang putih dan lain-lain.

Lalu yang kedua Rendang Pasisia, yang mana lahir kemudian dengan citarasa lebih berempah, dengan penggunaan rempah rempah seperti pala, merica dan lainnya.

Rendang Pasisia ini terkenal di daerah daerah Sumbar yang berbatasan dengan laut, khususnya di daerah yang bersentuhan dengan perdagangan dengan bangsa lain sehingga mendapatkan sentuhan rempah lebih bervariasi.

Meski demikian, Dian mengagumi sosok William Wongso yang cukup banyak memberinya ilmu dan memiliki perhatian yang teramat besar untuk kuliner Minangkabau.

“Saya menghormati beliau sebagai guru, namun guru bisa saja tidak tepat, murid juga bisa tidak tepat, tentu kami belajar ke beliau, belajar langsung,” katanya.

Dalam kaidah keilmuan, kata Dian, ketika seseorang tidak tahu, maka harus bertanya kepada yang lebih paham. “Tapi saya sebenarnya dalam hal ini menanti penjelasan, sejelas-jelasnya, supaya kita juga belajar, karena kita tidak tahu,” katanya.

Selain itu, Dian juga menyampaikan rasa hormat sebesar-besarnya dan setinggi-tingginya kepada Dahlan Iskan sebagai tokoh pers Indonesia, eks Menteri dan publik figur yang memiliki massa.

Namun, dirinya juga menyarankan Dahlan Iskan untuk melakukan kroscek dan bertanya terlebih dahulu sebelum mempublikasikan tulisan, karena setiap tulisan yang dikeluarkan Dahlan cenderung dipercayai oleh khalayak luas.

“Orang Minang itu egaliter, yang tak suka mematahkan argumen orang lain, siapapun boleh berbicara, namun berdasarkan kepada apa, itu yang ingin saya tanya kepada beliau,” tutupnya. (rdr-008)

Exit mobile version