PADANG, RADARSUMBAR.COM – Kasus surat minta sumbangan bertanda tangan Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah menyeret salah satu nama, yakni Eri Santoso atau disebut ES. Ternyata, setelah ditelusuri, Eri Santoso adalah seorang pengusaha tahu yang saat ini menjadi rekanan anak Gubernur.
Anak keempat Gubernur Sumbar Mahyeldi yang bernama Muhammad Taufiqur Rahman adalah mahasiswa tingkat akhir pada Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP) Universitas Andalas (Unand) dan sudah menjadi seorang komisaris di perusahaan tahu “Tuah Sagantang Saiyo” milik Eri Santoso.
Bisnis tahu kemasan yang tengah ditekuni saat ini, diakui Fiqur berawal dari usaha pabrik tahu biasa yang telah dirintis oleh Eri Santoso sejak awal tahun 2020.
Namun, di tengah pembatasan akses saat wabah Covid-19 melanda, muncul ide tak sengaja untuk membuat tahu kemasan, dengan tujuan lebih tahan lama dan tetap segar saat sampai ke tangan konsumen.
Dilansir dari harianhaluan.com, sebelum wabah Covid-19 melanda, pabrik tahunya bisa memasarkan paling tidak 30 ember ukuran besar dalam sehari. Namun, setelah pandemi, pemasaran menurun hingga sepuluh ember saja.
Barulah setelah ide tahu dalam kemasan muncul, produksi dan pemasaran tahu dari pabriknya kembali meningkat dua kali lipat.
Kenapa anak Mahyeldi rekanan dengan Eri Santoso? Sebab, pengusaha tahu tersebut sudah lama mengenal Mahyeldi, bahkan sejak menjabat menjadi Wali Kota Padang.
Dalam program Blak-blakan di detikcom, Jumat (17/9/2021), Mahyeldi mengakui kedekatan tersebut. Tapi Eri Santoso tidak masuk dalam struktur resmi sebagai staf khusus. Dia sudah berinteraksi dengan Eri sejak masih menjadi Wali Kota Padang.
“Dulu di Kota Padang dia banyak berinteraksi, tapi secara khusus tidak ada SK yang yang bertuliskan stafsus atau apa, tidak,” kata Mahyeldi.
Eri disebut sebagai figur yang baik dan banyak memberikan masukan terkait pembangunan di Padang. Sebagai kepala daerah, Mahyeldi punya kebiasaan berinteraksi dengan masyarakat di musala setiap pagi. Di momen seperti itulah eri biasanya ikut hadir.
Terpisah, Satreskrim Polresta Padang mengaku masih menunggu pelaksanaan gelar perkara terkait kasus surat sumbangan penerbitan sebuah buku bertanda tangan Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah.
Kasat Reskrim Polresta Padang Kompol Rico Fernanda mengatakan, gelar perkara dilakukan untuk menentukan apakah adanya tindakan pidana. Namun, saat ini, pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap para saksi.
“Masih (dalam) proses, belum digelar (gelar perkara). Kita masih memeriksa saksi-saksi kembali. “Sampai sekarang atau saat ini, kita sudah periksa 15 saksi,” kata Rico, Sabtu (18/9/2021). (rdr)
Komentar