JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Banyak faktor yang menyebabkan ibu bekerja tidak memberikan ASI secara eksklusif kepada buah hati. Untuk lulus ASI eksklusif berlangsung selama enam bulan dan hal itu menjadi alasan untuk mengkampanyekan dukung ibu bekerja terus menyusui.
Dirjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Maria Endang Sumiwi melalui keterangan resminya Rabu (9/8/2023) mengatakan menyusui adalah salah satu investasi terbaik bangsa.
“Karena ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal. Bayi yang tidak mendapatkan ASI, berisiko terserang penyakit-penyakit infeksi. Seperti diare, infeksi saluran pernapasan atas, dan infeksi lainnya,” kata Maria.
Bayi yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif, lanjut Maria akan lebih mungkin mengalami kekurangan gizi dan vitamin A. Selain itu, bayi juga berisiko terjadi alergi dan intoleransi laktosa dan ada peningkatan risiko beberapa penyakit kronis seperti diabetes dan obesitas.
“Inilah yang sangat ingin kita kampanyekan pada pekan ASI tahun ini yaitu kita mendukung ibu-ibu bekerja untuk terus menyusui karena pada umumnya kita cuma dapat cuti itu tiga bulan padahal lulus ASI eksklusif itu enam bulan,” kata Maria.
Untuk itu, dalam peringatan Pekan Menyusui Sedunia 2023, itu merupakan momentum yang tepat untuk semua pihak baik suami, keluarga, rekan kerja, pemberi kerja/dunia usaha, masyarakat, dan pemerintah perlu terlibat dalam menciptakan lingkungan yang mendukung dan mengakomodasi praktik menyusui.
Tiap minggu pertama bulan Agustus diperingati sebagai Pekan ASI Sedunia. Pekan ASI Sedunia 2023 mengangkat tema global “Enabling Breastfeeding: Making a Difference for Working Parents”.
Sedangkan untuk tema nasional “Dukung Ibu Bekerja Terus Menyusui” dengan dua slogan “Ibu Bekerja Tetap Menyusui Pasti Bisa” dan “Bantu Ibu Bekerja Tetap Menyusui”. (rdr/infopublik)