Survei Terbaru Polstra Research & Consulting: Prabowo dan Gerindra Unggul di Sumbar

Survei Terbaru Polstra R&C: Prabowo dan Gerindra Unggul Telak di Sumbar

PADANG, RADARSUMBAR.COM-Lembaga survei Polstra Research & Consulting merelis hasil survei yang digelar 24 Juli sampai 7 Agustus 2023. Survei yang dinamakan ‘Survei dinamika elektoral Provinsi Sumbar’ itu menghasilkan Prabowo Subianto sebagai calon Presiden dan Partai Gerindra dengan elektabilitas tertinggi di Sumbar.

Direktur Eksekutif POLSTRA Research & Consulting Yovaldri Riki Putra menyebutkan, temuan hasil survei yang dilaksanakan oleh POLSTRA Research & Consulting bertajuk “Dinamika Elektoral Provinsi Sumatera Barat”. Ada pun survei ini dilakukan bertujuan untuk mendapatkan gambaran terkini tentang preferensi pemilih di Sumatera Barat terkait Calon Presiden dan Partai Politik menjelang Pemilu tahun 2024.

“Survei ini dilaksanakan pada tanggal 24 Juli – 07 Agustus 2023, dengan jumlah sampel 1.210, penarikan sampel dilakukan menggunakan metode Multistage Random Sampling, dengan Margin Of Error (2,9%) tingkat kepercayaan 95%. Penarikan sampel dilakukan secara proposional berdasarkan DPT Kabupaten/kota di Sumatera Barat, responden yang dijadikan sampel adalah warga negara yang sudah ber-usia 17 tahun atau sudah menikah,” katanya.

Dia menyebut, dalam menjaga kualitas hasil survei, dilakukan Quality Control dimana 30% dari total sampel kembali didatangi tim Spotchecker guna memastikan keabsahan penelitian dan 50% dari total sampel dilakukan phonecheck.  Ada pun temuan  partai politiksecara spontan (top of mone), responden paling banyak memilih partai Gerindra yaitu 19,6%.

“Disusul partai PKS 9,1%, Partai PAN 8,9%, partai Demokrat 8,3%, Partai Golkar 7,9% dan partai NasDem 5,2%. Partai lainnya termasuk PDIP dan PPP berada dibawah 2%, responden yang belum menjawab sebesar 35,8%,” kata Yovaldri dalam relis kepada media, Selasa (15/8/2023).

Selanjutnya, katanya, pada simulasi dimana responden dihadapkan dengan gambar dan nama partai politik, partai Gerindra tetap teratas dengan elektabilitas sebesar 21,4%, disusul PKS 10,5%, PAN 10,2%, GOLKAR 9,6%, DEMOKRAT 9,2% dan NasDem 6,8%. Sedangkan partai lainnya berada dibawah 3%, responden yang belum menjawab sebesar 23,2%.

“Sementara erkait pilihan responden terhadap tokoh calon presiden, secara spontan (top of mind), dominan responden memilih Prabowo Subianto yaitu 42,8%, disusul Anies Baswedan 31,2%, Ganjar Pranowo 4,2%, sedangkan tokoh-tokoh lainnya berada dibawah 1%,. Sebanyak 19,1% responden belum menjawab.

“Pada simulasi 10 nama tokoh calon presiden, dimana responden kami hadapkan pilihan gambar dan nama tokoh calon presiden, Prabowo Subianto tetap menjadi teratas dengan elektabilitas sebesar 45,3% , disusul Anies Baswedan 33,1% Ganjar Pranowo 5,8%. Sedangkan nama-nama tokoh lainnya berada dibawah 2%, responden yang belum menjawab sebanyak 9,4%,” katanya.

Dia mengatakan, dilihat dari survei sebelumnya yang kami adakan di bulan Januari 2023 yang lalu, tren elektabilitas Prabowo Subianto mengalami kenaikan dari 40,2% naik menjadi 45,3%, sedangkan Anies Baswedan mengalami penurunan dari sebelumnya 39,1% turun menjadi 33,1%, Ganjar Pranowo juga ikut turun dari 7,1% di bulan Januari 2023 menjadi 5,8% di bulan Agustus ini.

“Secara umum terjadi perubahan dalam kecenderungan pilihan responden di Sumatera Barat terkait pilihan Calon Presiden. Sumatera Barat yang didengungkan sebagai basis militansi pendukunga Anies Baswedan tampaknya terbantahkan, sebab elektabilitas Anies Baswedan di Sumatera Barat tak pernah tembus angka diatas 50%,” katanya.

Elektabilitas Anies, katanya, malah mengalami penurunan, hal ini bisa jadi disebabkan cerminan berbagai survei nasional, bahwa pemilih AniesBaswedan dominan berasal dari 30-40% pemilih yang dulunya adalah pemilih Prabowo Subianto di Pemilu tahun 2019.

“Cerminan demikian juga tampak di Sumatera Barat, dimana Sumbar pada pemilu tahun 2019 yang lalu 85% memilih Prabowo Subianto, dengan sekarang kehadiran sosok Anies Baswedan, sebagian tetap bersama Prabowo Subianto dan sebagian lainnya berpindah memilih Anies Baswedan,” katanya.

Jadi, sebutnya, pemilih di Sumatera Barat itu dominan hanya akan berada diantara Prabowo dan Anies. Kondisi demikian tampak dalam temuan kami dalam simulasi dua nama tokoh Calon Presiden di Sumatera Barat. “Ketika terjadi head to head antara Anies Baswedan dan Prabowo Subianto, 51,4 responden memilih Prabowo Subianto sedangkan Anies Baswedan 43,4%, responden menjawab Tidak Tahu/Tidak Jawab sebesar 5,2%,” katanya.

Namun, katanya, ketika terjadi head to head antara Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto, elektabilitas Prabowo Subianto naik drastis menjadi 72,3%, bisa dipastikan kenaikan tersebut ditopang oleh mayoritas pemilih Anies Baswedan berpindah memilih Prabowo, sedangkan Ganjar Pranowo elektabilitasnya hanya 10,4%, sedangkan responden menjawab Tidak Tahu/Tidak Jawab sebesar 17,3%.

Selanjutnya, kasus korupsi Johny G Plate yang merupakan elit partai Nasdem menjadi pukulan telak, bagi Nasdem dan Anies Baswedan. Koalisi Perubahan yang mengusung Anies Baswedan menurut kami belum terkonsolidasi penuh sehingga memunculkan keraguan publik, terutama sikap partai Demokrat yang masih terkesan belum “full heart” sebab upaya Demokrat mengusung ketua Umumnya Ahy menjadi Cawapresnya Anies belum direspon secara baik oleh Anies, Nasdem dan PKS, sehingga bisa jadi publik menilai bahwa Demokrat berpotensi keluar dari Koalisi Perubahan, dimana akhirnya koalisi perubahan bubar.

“Kondisi di atas masih bisa berubah, sebab dalam waktu 6 bulan kedepan kami meyakini terdapat berbagai peristiwa politik yang dapat mempengaruhi persepsi pemilih terhadap partai politik dan Calon Presiden, terutama pengaruh tokoh yang nantinya akan menjadi Calon Wakil Presiden akan ikut mempengaruhi pilihan publik,” katanya. (rdr)

Exit mobile version