Oleh karena itu, sambung Gubernur, penguatan kerja sama antara ranah dan rantau, termasuk dalam agenda prioritas Pemprov Sumbar.
Terlebih, Desember nanti juga telah direncanakan pertemuan organisasi perantau Minang seluruh dunia, dan sejauh ini sejumlah perantau Minang dari 20 negara telah menyatakan kesiapan untuk hadir dalam pertemuan tersebut.
“Saat acara di Tasikmalaya ini berlangsung, di saat bersamaan juga sedang berlangsung pertemuan perantau Minang di Yogyakarta, dan kita sudah utus Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sumbar untuk hadir di sana. Ini menandakan, bahwa Pemprov Sumbar sangat meyakini bahwa pembangunan di Ranah Minang akan melaju lebih cepat ketika para perantau aktif terlibat,” katanya.
Hubungan Baik
Sementara itu, Ketua Panitia Urang Minang Baralek Gadang yang juga Ketua IKM Tasikmalaya, Syahrial Koto menyebutkan bahwa perantau Minang di kota tersebut masih sangat menjunjung tinggi nilai kebudayaan Minangkabau, serta di satu sisi juga telah menempatkan Kota Tasikmalaya sebagai kampung kedua.
“Alhamdulillah, setelah persiapan kurang lebih tiga bulan, kegiatan ini bisa kita gelar. Kami sangat bersyukur Bapak Gubernur bisa hadir bersama-sama kita di sini. Kota Tasikmalaya adalah kota bagi kami untuk hidup mencari rezeki, serta tempat belajar dan bertumbuh anak-anak kami. Namun, budaya Minang tetap kami anut dan kenakan dalam kehidupan sehari-hari,” ucap Syahrial.
Untuk saat ini, sambungnya, IKM Tasikmalaya tengah merencanakan pembangunan masjid, yang merupakan bagian dari pemaknaan atas empat ketentuan budaya merantau orang Minang ketika mendatangi sebuah negeri, yaitu menyiapkan pandam perkuburan, tepian tempat mandi, Rumah Gadang, serta masjid tempat beribadah.
“Saya pribadi juga bahagia, dulu tahun 1992, orang tua saya pernah bersalaman dengan Gubernur Sumbar saat itu. Alhamdulillah, tahun 2023 ini saya yang disalami Gubernur,” ucapnya lagi.
Sementara itu dalam sambutannya, Ketua DPRD Kota Tasikmalaya yang juga Tokoh Minang, Aslim menyebutkan, rangkaian kegiatan Urang Minang Baralek Gadang di Tasikmalaya secara garis besar memiliki dua tujuan. Pertama, untuk menjalin ukhuwah.
Kedua, menggalang dana untuk rencana pembelian tanah wakaf, yang akan digunakan untuk pembangunan masjid oleh IKM Tasikmalaya.
“Tentu kita berharap, dua tujuan besar ini mendapat dukungan penuh dari seluruh unsur terkait, baik perantau, Pemprov Sumbar, dan juga Pemerintah Kota Tasikmalaya,” katanya.
Di sisi lain, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tasikmalaya, Ifan Diksan, dalam kesempatan itu ikut menegaskan bahwa kehadiran warga Minang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan bermasyarakat di kota tersebut.
Ia menyebutkan, Kota Tasikmalaya adalah kota yang sangat terbuka, sehingga jumlah suku yang bernaung di kota tersebut mencapai 18 etnis kesukuan.
“Kontribusi masyarakat Minang untuk Tasikmalaya tentu sangat besar. Bahkan, Ketua DPRD kita saat ini bersuku Minang. Tentu ini mencerminkan betul betapa baiknya interaksi masyarakat Minang dengan warga suku lain di kota ini. Jadi, implementasi ‘di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung itu’ memang begitu nyata,” kata Ifan.
Menurut Ifan, kesamaan Kota Tasikmalaya dengan Sumatera Barat sebagai daerah yang religius dan memiliki banyak pondok pesantren serta santri, juga membuat hubungan baik antara warga Minang dan warga asli Tasikmalaya semakin terawat.
“Dalam kesempatan ini, kami juga mengundang seluruh warga Minang di Tasikmalaya, untuk ikut memeriahkan perayaan HUT kota kami,” tuturnya. (rdr)