Oleh:
Asril Manan – Tokoh Pasar Raya Padang
Sudah 78 tahun kita memproklamasikan kemerdekaan, sudah 3 periode sistem pemerintahan yang penulis rasakan. Pertama Sistem Orde Lama, kedua Sistem Orde Baru, dan ketiga Sistem Kapitalis Liberalis.
Sudah mendekati umur 76 tahun penulis hari ini, penulis sangat merasakan pahit getirnya sistem kita bernegara yang membuat bangsa ini boleh dikatakan belum pernah maju kalau dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Dalam arti kata kemerdekaan bangsa kita belum seperti yang diharapkan oleh pendiri bangsa ini.
Harapan dari pendiri bangsa ini yang sangat diharapkan oleh seluruh lapisan masyarakat yaitu mencerdaskan kehidupan berbangsa yang membuat bangsa ini dan rakyatnya sangat berdaulat dan tangguh dari anacaman internal dan eksternal (luar ataupun dalam).
Kalau kita mau menyimak (mengamati) kejahatan internasional semakin berjalannya dengan waktu yang sangat kejam dan biadab. Melalui penjajahan mental dan fisik seperti yang terjadi di Timur Tengah, kekejaman Israel kepada penduduk Palestina sampai membuat jutaan orang terbunuh tidak peduli orang tua, perempuan dan anak-anak. Bahkan sumber kehidupan bangsa Palestina pun juga dihabisi.
Kalau kita mau perhatikan secara cermat apa yang terjadi di Afrika, Timur Tengah, Afghanistan dan Vietnam, terjadi pembunuhan massal sangat biadab ada negara-negara lain yang mendalanginya, yang saya sebut sebagai “Super Teroris”.
Kita sebagai anak bangsa seharusnya paham tujuan dari negara Super Teroris ini, yaitu untuk menguasai sumber energi dan sumber daya alam suatu negara. Bangsa Super Teroris ini akan melakukan segala cara untuk menguasai suatu bangsa, mereka tidak akan segan-segan mendalangi dan mempersenjatai pengkhianat suatu bangsa asal tujuannya tercapai.
Hal ini merupakan tantangan bagi kita untuk mengatasi kejahatan dari Super Teroris ini untuk menyadarkan seluruh lapisan untuk menjadi petarung-petarung tangguh agar Super Teroris ini tidak bisa masuk dan mengangkangi negara kita.
Untuk lebih memahami kebiadaban Super Teroris ini, belum hilang dari ingatan kita ditembak jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 di Ukraina Timur dengan korban 298 orang. Begitu juga Iran Airlines Flight 655 dengan korban 290 orang termasuk 66 orang anak-anak.
Begitulah kekejaman Super Teroris di dunia internasional, tidak peduli bahwa itu pesawat sipil, begitulah kebiadaban yang sudah dipertontonkan dengan jelas oleh Super Teroris ini.
Sebagai bangsa yang katanya sudah merdeka, namun sekarang kita seolah-olah memberi jalan dan kesempatan kepada negara lain untuk mengangkangi kita melalui jalur politik dan ekonomi.
Sistem demokrasi kita sudah merupakan jalan tol bagi mereka untuk bisa mendanai politikus-politikus kita yang tidak cinta pada bangsanya sendiri, hanya cinta dunia. Dengan sistem ini kita tidak bisa mengharapkan akan lahir politikus yang idealis dan negarawan yang tulus juga andal, yang bisa menciptakan kemakmuran bagi seluruh rakyat dan bangsa kita.
Sebagai bangsa yang mayoritas penduduknya beragama Islam, Super Teroris ini dengan strategi jahatnya menciptakan fitnah melalui media yang dikuasainya dengan melabeli Islam Teroris, Islam Radikal dan lain-lain sebagainya, untuk melemahkan persatuan bangsa seperti yang terjadi di Afganistan.
Islam adalah agama yang penuh kasih sayang. Islam adalah agama yang sangat cinta damai. Islam adalah Agama Rahmatallilalamin, membunuh satu orang tanpa alasan yang dibenarkan Al Qur’an sama dosanya dengan membunuh orang sedunia. Karena itu label yang diberikan oleh Super Teroris adalah tidak benar sama sekali.
Demi keselamatan anak cucu kita sebagai berbangsa untuk terlepas dari kangkangan Super Teroris ini, penulis mengusulkan 4 poin solusi bangsa ini:
1. Kembali ke UUD 1945. Dengan kata lain sistem demokrasi kita direvisi sehingga rakyat betul-betul berdaulat.
2. Diperkuatnya TNI. Kalau sekarang jumlah TNI kita berjumlah lebih kurang 302 ribu personel, sangat kecil sekali untuk menjaga keamanan dari 265 juta jiwa dan ribuan pulau. Kalau dibandingkan dengan Thailand, tentaranya berjumlah 365 ribu personel sedangkan penduduknya hanya 64 juta jiwa. TNI kita harus ditambah jumlahnya tiga kali lipat. Supaya masyarakat kita merasa terlindungi.
3. Pendidikan harus independen tidak di bawah kekuasaan politik, sehingga semua aspek ilmu dapat dikembangkan seluas-luasnya dengan harapan menghasilkan ilmuwan-ilmuwan yang bisa mencerdaskan seluruh lapisan masyarakat. Dan para intelektual yang sangat berpihak pada kebenaran dan rasional, bukan intelektual yang kompromi dan menutup mata dan mulut pada penguasa bahkan terjadi pembenaran.
4. Ekonomi kerakyatan. Kalau kita perhatikan ekonomi kapitalis akan menciptakan jurang yang dalam antara si miskin dan kaya. Yang miskin bertambah miskin, yang kaya semakin kaya. Dan inilah dampak buruk dari ekonomi kapitalis.
Solusi kalau menurut pendapat pribadi, kita harus memperjuangkan cita-cita Proklamator kita Bung Hatta, yaitu Ekonomi Kerakyatan, yang bisa memakmurkan seluruh lapisan masyarakat dengan membangun jalan-jalan strategis sampai ke seluruh pelosok, sehingga hasil pertanian dan tambang bisa betul-betul dinikmati oleh seluruh rakyat.
Sebagai penutup tulisan saya ini, negara kita harus keluar dari kangkangan Super Teroris MEMBANGUN BANGSA TANPA UTANG dengan istilah “BERDIKARI”. (*)