Ia juga mengakui bahwa saat ini kebanyakan masyarakat sudah tidak terlalu cemas dengan covid dibandingkan dengan kondisi awal virus tersebut masuk ke Indonesia. Hal ini menurutnya karena masyarakat yang sudah cukup banyak mendapatkan informasi tentang covid seperti cara penularan, bagaimana ciri covid hingga cara pencegahan agar tidak tertular.
Di sisi lain, dalam menjalankan tugas-tugasnya ada berbagai tugas yang mesti dijalaninya saat berdinas di IGD SPH. Saat pagi harinya, ia dan teman sesama nakes di rumah sakit tersebut menerima pasien yang terkonfirmasi positif dari puskesmas. Pasien tersebut dilakukan screening, guna mengetahui kondisi tubuhnya apakah pasien itu harus mendapat perawatan intensif yang dibutuhkan sesuai kondisinya atau cukup melakukan isolasi mandiri saja.
“Kebanyakan tugas nakes IGD untuk pasien COVID-19 di shift kerjanya kurang lebih seperti itu. Jadi kami melakukan pemeriksaan tekanan darah, cek nadi hingga mengetahui saturasi oksigen dalam darah (SP02). Dari hal itulah dapat diketahui apakah pasien membutuhkan perawatan atau hanya perlu isolasi mandiri dengan diberikan obat untuk meningkatkan imunitas tubuh,” jelasnya.
Selain itu, selama bertugas ia dan sesama nakes berupaya saling mengatur waktu agar tidak terlalu lama menggunakan APD sehingga dapat menghindari terkena dehidrasi saat bekerja di IGD SPH. Jadi rata-rata ia menggunakan APD lengkap selama 3-4 jam sehari.
Sementara itu, Qadafi sebagai seorang nakes tak henti-hentinya mengimbau masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan agar tidak tertular atau menularkan covid-19 ke orang lain. “Boleh tidak percaya , tapi jangan sampai ketidakpercayaan anda terhadap virus covid, menjadikan anda abai, dan menularkan terhadap orang lain, karna belum tentu anda terbebas dari virus tersebut,” tuturnya. (*)
Nakes ruang isolasi IGD SPH, Muhammad Qadafi