JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Direktur Serealia Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Moh Ismail Wahab memastikan kebenaran data stok jagung sebanyak 2,3 juta ton tersedia di lapangan berdasarkan pembaruan data yang dilakukan oleh Kementan secara reguler setiap minggu.
“Badan Ketahanan Pangan melakukan survei periodik stok jagung di pengepul, gudang GPMT (Gabungan Perusahaan Makanan Ternak), dan pasar. Sedangkan Pusat Data Informasi Pertanian kami secara langsung melalui mantri tani dan harmonisasi data BPS. Datanya sama,” kata Ismail dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Ismail mengatakan Kementan siap menunjukkan lokasi gudang dan sentra jagung yang saat ini memiliki stok jagung apabila ada pihak lain yang ingin segera membantu distribusi jagung. “Masalahnya saat ini bukan produksi, namun distribusi jagung ke peternak yang terhambat. Kami punya data stok, silahkan tanya kami bila benar ingin menyelesaikan perkara jagung peternak mandiri,” kata Ismail.
Ismail mengakui bahwa memang ada kecenderungan pabrik pakan besar dan pengepul untuk menyimpan jagung dalam jumlah besar, mengingat adanya kekhawatiran pasokan jagung untuk produksi pakan terganggu, dan kondisi harga jagung pasar dunia yang juga sedang tinggi.
“Harga jagung di petani masih tinggi, karena pabrik juga masih berani membeli tinggi. Sementara harga pasar dunia naik 30 persen. Saya kira regulator harga jagung harus melakukan intervensi aktif. Kasihan peternak mandiri kita,” kata dia.
Selanjutnya Ismail menambahkan bulan September hingga Oktober adalah masa panen jagung yang ditanam di lahan sawah. Kementan mempersilahkan bila ada yang meragukan untuk mengecek sendiri ke Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Sebelumnya Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi menyatakan stok jagung tersedia sebanyak 2,3 juta ton. Hal itu disampaikannya menjawab persoalan harga jagung yang tinggi saat menghadiri rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI di Gedung Parlemen Jakarta, Senin (20/9).
Presiden Joko Widodo memerintahkan kepada Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan untuk menyediakan jagung untuk pakan ternak sebanyak 30 ribu ton dengan harga Rp4.500 per kg. Kebijakan tersebut untuk meringankan beban peternak rakyat agar bisa berproduksi dengan maksimal dan bisa menjual telur atau ayam pedaging di atas HPP. (ant)