JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – McAfee Enterprise (Nasdaq: MCFE) hari ini mengumumkan ketersediaan solusi keamanan siber berbasis Zero Trust yang merupakan bagian dari teknologi McAfee MVISION Private Access.
Zero Trust Network Access (ZTNA) ini diposisikan untuk menjawab kebutuhan perusahaan untuk mengamankan sistem IT di masa kini, didorong oleh tren kerja secara remote/jarak jauh dan WFH (Work From Home), dan munculnya berbagai ancaman keamanan baru yang muncul akibat perubahan pola kerja tersebut.
Akibat dari pandemi yang berkepanjangan, berbagai perusahaan pun memaksa diri untuk bertransformasi digital dan menerapkan sistem kerja yang lebih fleksibel. Data IDC memperlihatkan bahwa sejak awal pandemi, penggunaan cloud meningkat sebesar 40%.
Alhasil, banyak celah keamanan yang timbul dari penggunaan layanan cloud dan teknologi kolaborasi seperti Microsoft 365, Webex, Zoom, Teams ataupun Slack. Lembaga riset Gartner melalui studinya memperkirakan bahwa akibat dari peningkatan penggunaan layanan cloud tersebut dan juga peningkatan jumlah titik sentuh platform digital yang digunakan.
Di tahun 2022 mendatang, 31% dari pekerja profesional di seluruh dunia akan bekerja remote, dan di tahun 2024, setidaknya 40% akses ke jaringan perusahaan akan didominasi oleh Zero Trust Network Access (ZTNA), meningkat pesat dari 5% saja di akhir tahun 2020 yang lalu. Hadirnya ZTNA ini akan menggeser teknologi VPN yang ada selama ini.
Menurut survey GlobalWebIndex dalam laporan “Global VPN Usage Report 2020”, di tahun lalu Indonesia merupakan negara dengan jumlah pengguna Virtual Private Networks (VPN) terbanyak di dunia untuk kalangan pengguna pribadi maupun perusahaan.
Walau demikian, nyatanya tingkat keamanan siber di Indonesia masih sangat memprihatinkan dibandingkan negara-negara lainnya, dilihat dari indeks National Cyber Security Index (NCSI), yang memperlihatkan tingkat keamanan suatu negara secara keseluruhan, Indonesia berada di peringkat ke 77 dari 160 negara.
Selain itu, bahkan lembaga dan layanan pemerintahan yang notabene memiliki tingkat keamanan berstandar tinggi pun tidak luput dari serangan siber seperti terlihat pada kasus kebocoran data eHAC baru-baru ini yang melibatkan lebih dari 1,3 juta data pengguna di Indonesia.
Kekhawatiran global ini juga menjadi dorongan beberapa negara lain, contohnya Singapura, menjadi negara pertama yang menerapkan kebijakan tingkat pemerintah untuk mengubah sistem keamanan siber nasionalnya menggunakan Zero Trust pada bulan Februari 2021 lalu.