Kasus Turun-Mobilitas Meningkat, Epidemiolog Ingatkan Risiko Penyebaran COVID-19 Juga akan Meningkat

"Belajar dari sebelumnya, beberapa kali lonjakan kasus Covid-19 di tanah air terjadi setelah melewati libur panjang yang mengakibatkan mobilitas dan kerumunan orang meningkat"

Ilustrasi COVID-19. (net)

JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Berdasarkan perkembangan kasus positif infeksi Covid-19, hingga 19 September 2021, Indonesia telah bebas dari zona merah. Kendati demikian, epidemiolog meminta kita jangan lengah dan tetap mewaspadai mobilitas. Berdasarkan pantauan Kementerian Kesehatan, tingkat mobilitas masyarakat saat ini sudah jauh meningkat dibandingkan masa Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat pada Juli atau masa PPKM level 4 pada awal Agustus.

Mobilitas di hampir semua provinsi menunjukkan peningkatan. Bahkan, tingkat mobilitas di beberapa daerah seperti Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, sudah melampaui level sebelum pandemi. Dengan adanya peningkatan mobilitas saat penurunan kasus Covid-19 sedang terjadi saat ini, maka Epidemiolog Universitas Indonesia (UI), Tri Yunis Miko mengatakan, kita tidak boleh lengah karena itu artinya risiko penyebaran Covid-19 juga akan meningkat.

“Belajar dari sebelumnya, beberapa kali lonjakan kasus Covid-19 di tanah air terjadi setelah melewati libur panjang yang mengakibatkan mobilitas dan kerumunan orang meningkat,” kata Tri melalui keterangan pers Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Jumat (24/9/2021).

Dengan begitu, masyarakat diminta untuk tidak melonggarkan kedisiplinan dalam menjalankan protokol kesehatan dan tak ragu untuk melakukan vaksinasi Covid-19. Disaat bersamaan dengan momentum penurunan kasus Covid-19 yang ditandai dengan terbebasnya Indonesia sebagai negara zona merah, pada 19 September 2021, pemerintah juga diharapkan untuk terus meningkatkan deteksi, terapeutik dan vaksinasi.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate melalui keterangan pers Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Jumat (24/9/2021). Johnny menjelaskan, upaya deteksi dilakukan pemerintah dengan meningkatkan tes epidemiologi, meningkatkan rasio kontak erat yang dilacak, dan meningkatkan surveilans genomik di daerah-daerah yang berpotensi mengalami lonjakan kasus.

Selain upaya deteksi, Johnny menambahkan bahwa upaya terapeutik juga sangat perlu ditingkatkan dalam pencegahan risiko peningkatan kasus lagi di kemudian hari.

Ada beberapa upaya terapeutik yang bisa dilakukan yaitu dengan mengkonversi tempat tidur rumah sakit untuk penangan Covid-19, pemenuhan suplai oksigen dan alat kesehatan, dan meningkatkan keterserdiaan Sumber Daya Alam (SDA) kesehatan, mengerahkan tenaga kesehatancadangan, pengetatan.

“Begitu juga vaksinasi dengan penambahan alokasi vaksin pada daerah dengan kasus dan mobilitas tinggi, penambahan tempat sentra vaksinasi,” jelasnya.

Vaksinasi Covid-19 saat ini memang dijadikan sebagai syarat dalam perjalanan dan penggunaan fasilitas publik. Namun, yang terpenting daripada pelaksanaan vaksinasi Covid-19 adalah mempercepat terbentuknya kekebalan kelompok secara nasional terutama pada kelompok rentan, lansia dan orang dengan komorbid.

“Kelengahan dan ketidakpedulian sekecil apapun pasti menyebabkan peningkatan kasus dalam beberapa minggu ke depan,” ujarnya.

Sebab, posisi Indonesia saat ini masih rentan; masih banyak daerah yang berstatus zona oranye dan tingkat vaksinasi belum cukup tinggi. Di sisi lain, Indonesia juga akan memasuki libur natal dan tahun baru yang berpotensi menimbulkan kerumunan. (kompas.com)

Gabung WhatsApp Channel, Telegram Channel, dan follow juga Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru
Exit mobile version