Oleh:
Elfiyon Tanjung – Aktivis Sosial
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Sumatera Barat menjadi provinsi yang paling banyak memproduksi jengkol alias jariang di Indonesia. Jumlahnya mencapai 22.263 ton pada 2022.
Jumlah itu setara dengan 14,28% dari total produksi jengkol secara nasional yang sebanyak 155.909 ton
Agaknya Jengkol ini satu satunya buah tanaman yang tidak terpengaruh turun naik ekonomi nasional dan dunia. Bahkan penguatannya menanding trend Dollar Amerika. Selalu naik. Jarang turun. Kalau buah Apel, Mangga, Salak, Stroberi maupun Anggur sekalipun masih lazim dijual kiloan. Tapi Jariang justru dijual perbuah atau perkepingnya.
Konon kabarnya diantara tanda suatu rumah makan itu benar benar rumah makan asli Padang, selalu ada menu ini di hidanganya. Kadang dalam nasi bungkus ditemukan terselip satu potong jengkol di dalam kuah gulai dan ladonyo. Sepotong kecil itu dimakan tanggung. Gak dimakan ya sayang bingit.
Bahkan di salah satu daerah di Sumbar, Piaman, jengkol ini menu wajib kalau mereka menggelar hajatan pesta baralek. Kurang afdal kalau tidak ada. Cobalah selidiki kalau dak caya.
Jadi berbaik baik sajalah warga provinsi lain dengan Sumatera Barat. Gak usah bikin survei aneh aneh sampai menempatkannya provinsi ini masyarakatnya kurang bahagia. Kecuali kalau sudah tak doyan lagi makan Jariang di sisa usia. Bisa bisa nasibnya merana, malah yang tak bahagia macam Ukraina, negara Barat serta Eropa yang panik tidak dapat gas alam dari Rusia. Uraaa. Entah kemana pula ini jadinya
Ada ada saja.
Beranda | Humanis
(rdr)