Sebelumnya, Macron juga pernah ditampar oleh seseorang saat berjabat tangan dengan pendukugnya di kota bagian selatan Prancis, Valence, pada Juni. Pasukan keamanan langsung bergerak cepat untuk menangani pria itu. Dikutip dari Reuters, Perdana Menteri Prancis Jean Castex menyebut penyerangan itu merupakan penghinaan terhadap demokrasi.
Insiden terjadi ketika Macron tengah dalam kunjungan ke wilayah Drome di Prancis bagian tenggara. Di sana dia bertemu dengan pemilik restoran dan siswa untuk bicara tentang kehidupan normal usai pandemi Covid-19. Pria penampar Macron, Damien Tarel, akhirnya dijatuhi hukuman kurungan selama empat bulan.
Dalam pembacaan putusan pada 10 Juni, hakim menyatakan menerima rekomendasi dari jaksa untuk membui Tarel selama 18 bulan. Namun menurutnya, empat bulan tahanan juga sudah cukup. (cnnindonesia.com)