Surahman mengklaim, program ini juga telah disetujui oleh para kader perempuan PKS. Bahkan, masalah ini sempat dibahas di Komisi Bina Keluarga Sakinah. “Mayoritas dari anggota komisi itu dari perempuan, dan kader-kader tentu saja pengurus, tidak semua kader tentu saja yang jadi pengurus yang sudah punya pengalaman dan seterusnya dan seterusnya,” jelasnya.
Ia menjelaskan, latar belakang PKS membuat program tersebut lantaran kondisi pandemi Covid-19. Menurutnya, akibat Covid, banyak kader PKS yang meninggal dunia.
Lagipula, menurutnya, ini bukan hal baru di PKS. Ia menekankan, seruan tersebut bersifat imbauan, bukan paksaan kepada seluruh kader. “Itu kan pilihan individu saja, menjaga fitrah, silakan. Yang penting tidak melanggar syariat dan hukum. Beberapa anggota bahkan pengurus berhasil memperlebar pintu rezeki,” tuturnya. (cnnindonesia.com)