JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – PBB dan Amerika Serikat pada Kamis, 30 September 2021, bersuara atas pembunuhan ketua pengungsi Rohingya Mohib Ullah. Mereka juga menyuarakan kepada otoritas Bangladesh agar menginvestigasi penembakan pada Ullah.
Ullah meninggal dalam usia 40 tahun. Dia tewas ditembak oleh orang tak dikenal di sebuah kamp pengungsian di Cox Bazar pada Rabu malam, 29 September 2021. “PBB mendesak otoritas Bangladesh untuk melakukan investigasi dan membawa mereka yang bertanggung jawab atas peristiwa ini ke meja hijau,” kata Juru bicara PBB Stephanie Tremblay.
Ullah adalah sosok pemimpin bagi lebih dari 730 ribu etnis Rohingya yang melarikan diri dari Myanmar setelah meletupnya kerusuhan yang diduga dipicu oleh militer Myanmar pada Agustus 2017.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mengatakan pihaknya sangat sedih dan terganggu oleh kabar pembunuhan pada Ullah. Blinken menggambarkan Ullah sebagai sosok yang pemberani dan penasehat hukum, yang tegas bagi hak-hak etnis minoritas Rohingya di seluruh dunia.
“Kami mendesak adanya transparansi dalam penyelidikan kematian Ullah, menuntut pertanggung jawaban para pelaku pembunuhan yang keji ini,” kata Blinken.
Salah satu jasa yang dilakukan Ullah adalah mendatangi dari tenda ke tenda untuk mendata pembunuhan, pemerkosaan, dan pembakaran terhadap etnis Rohingya. Data itu lalu dibagikan kepada penyelidik internasional. (reuters)