PADANG, RADARSUMBAR.COM – Dukungan kepada calon presiden (Capres) Prabowo Subianto dan calon wakil presiden (Cawapres) Gibran Rakabuming Raka terus berdatangan dari berbagai pihak dan individual.
Terbaru, adik kandung dari eks Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring yang bernama Dr Sulaiman N Sembiring dilaporkan mendukung Prabowo-Gibran di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Padahal, sang kakak yang merupakan kader PKS mendukung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
“Iya benar, saya mendukung pasangan Prabowo-Gibran,” katanya kepada Radarsumbar.com beberapa waktu lalu.
Sulaiman mengatakan, dirinya mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024 karena melihat dari lima aspek atau faktor.
Berikut lima alasan Sulaiman N Sembiring memilih mendukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024:
1. Kepemimpinan
Pertama, Prabowo Subianto, katanya, merupakan pemimpin yang memiliki karakter dan kepribadian yang tegas serta kharismatik.
“Beliau memiliki aura kepemimpinan yang sangat kuat yang mampu menggerakkan anak buah sebagai pemimpin namun sekaligus dapat menjadi anak buah yang diandalkan (Menteri Pertahanan 2019-2024),” katanya.
Sulaiman memuji Prabowo Subianto yang telah menunjukkan kelasnya selaku wakil Pemerintah Indonesia pada saat kunjungan ke Amerika Serikat (AS) dan bertemu dengan berbagai perwakilan negara Adikuasa dan Adidaya tersebut pada November 2022 yang lalu.
Selain itu, Sulaiman tak bisa membantah kepemimpinan Prabowo yang sukses membangun dan membesarkan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan menjadi partai dengan raihan kursi DPR terbesar ketiga saat ini.
Pada pemilihan legislatif (Pileg) 2009, Gerindra hanya meraih 26 kursi di DPR RI dan langsung meningkat menjadi 73 kursi pada Pileg tahun 2014 dan naik lagi menjadi 78 kursi pileg 2019.
“Meningkatnya suara yang dimiliki oleh Gerindra menunjukkan bahwa dukungan masyarakat terhadap Prabowo terus meningkat dari waktu ke waktu,” kata pria yang pernah menjadi Dosen di Fakultas Hukum Universitas Al Azhar Jakarta hingga 2021 tersebut.
2. Kepatuhan pada Konstitusi dan Hukum
Prabowo Subianto tidak melakukan perlawanan atau protes terkait pergantian dia sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) pada tahun 1998 oleh Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie.
Justru, katanya, Prabowo memilih untuk mendirikan Partai Gerindra pada 6 Februari 2008 untuk mendapatkan dukungan masyarakat secara lebih konkret untuk menuju puncak kekuasaan dan kepemimpinan di Indonesia.
“(Sikap Prabowo) yang (seperti itu) menunjukkan sikap dan pilihan jalan politiknya yang sangat konstitusional,” kata pria dengan latar belakang Ilmu Hukum dan Advokat di Jakarta tersebut.
Contoh lainnya, ketika pada Pilpres 2019, Prabowo Subianto meyakini bahwa Gerindra dan koalisi pengusung dirinya sebagai Capres bersama Sandiaga Salahuddin Uno memenangkan kompetisi, namun dinyatakan kalah berdasarkan penghitungan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
“Prabowo mengerem dan menahan kemarahan pendukungnya untuk tidak bertindak anarkis dan tetap memilih Mahkamah Konstitusi (MK) sebagai wadah dan wasit untuk menyelesaikan sengketa Pilpres tersebut, meski gugatannya ditolak,” katanya.
3. Rendah hati dan Pro Rekonsiliasi
Walaupun sempat menjadi kontroversial dan menuai hujatan dari sejumlah pihak, kesediaan Prabowo untuk bergabung dalam Kabinet Indonesia Maju (KIM) Presiden Joko Widodo menjadi masuk akal Ketika Prabowo menjelaskan mengapa ia akhirnya memutuskan untuk bergabung, yakni karena merasa sama-sama mencintai Indonesia.
Prabowo Subianto menganggap bahwa Pilpres merupakan kompetisi, namun bukan perang yang harus membuat korban jiwa jatuh bergelimpangan.
“Saya menganggap Langkah Prabowo tersebut bagian dari upayanya untuk membangun rekonsiliasi atau perdamaian dan menghindari munculnya konflik laten maupun terbuka di kalangan masyarakat (akar rumput),” kata Doktor Hukum Tata Negara tersebut.
Sikap rendah hati Prabowo lainnya, yakni, perlakuannya kepada semua partai pendukung atau koalisinya untuk Pilpres 2024-2029.
“(Prabowo) tampak menghormati sesama partai koalisi walaupun terhadap partai non-parlemen,” katanya.
Pada saat Prabowo menghormati para seniornya dengan terlebih dahulu saat menyambangi kediaman Presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk meminta doa dan restu.
Prabowo terlihat menyalami dengan hormat eks komandannya, Jenderal TNI (Purn) Wiranto sebelum secara resmi dan terbuka mendeklarasikan Prabowo-Gibran yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM).
4. Mendukung Generasi Muda
Prabowo Subianto, kata Sulaiman, berkomitmen tinggi untuk meletakkan fondasi bari kepemimpinan bangsa dengan membentangkan karpet merah bagi generasi muda untuk hadir dan aktif mengembangkan diri menjadi pemimpin yang enerjik, idealis dengan mendirikan Partai Gerindra.
“Sebagai senior yang kaya pengalaman, prajurit, politisi yang berkarakter sekaligus rendah hati dan yang tak kenal lelah, ia terus menjelaskan kepada para generasi muda bahwa Indonesia itu adalah sangat besar dan luas dengan potensi dan ragam kekayaan sumber daya alam yang luar biasa sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa,” kata pria yang juga Doktor di bidang Ilmu hukum tersebut.
Prabowo mengajak masyarakat untuk memahami nilai-nilai Pancasila yang merupakan ideologi negara dan melihat masa depan Indonesia yang gemilang, dengan bahasa kemanusiaan, kerakyatan dan merealisasikan keadilan sosial melalui kebersamaan, kompetisi dan berbasiskan semangat kalangan muda Indonesia.
“Dan salah satu milestone semangatnya untuk mendorong majunya generasi muda tersebut adalah dengan menggaet Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapresnya untuk maju dalam kompetisi Pilpres Indonesia periode 2024-2029,” kata pria kelahiran Bukittinggi, September 1966 tersebut.
5. Melanjutkan Program Kerja Joko Widodo
Sulaiman mengatakan, Prabowo Subianto secara sadar dan sungguh-sungguh melihat bahwa banyak program dan kerja kabinet Presiden Joko Widodo yang sudah berjalan baik, sehingga tetap harus dilanjutkan.
Dalam visi-misi dan program Prabowo-Gibran, ditawarkan program yang berkaitan dengan penyediaan lapangan kerja yang seluas-luasnya, pendidikan untuk seluruh anak bangsa, terpenuhinya kebutuhan pokok dengan harga terjangkau dan adanya harga jual yang baik katas produk para petani.
Penghasilan buruh yang cukup, peningkatan gaji dan kesejahteraan guru-guru dan juga aparat penegak hukum dan khususnya pasien rumah sakit semuanya harus mendapatkan pelayanan yang terbaik di rumah sakit.
“Demikian juga dengan berbagai isu program lainnya, yang tentunya akan diuji pada saat Prabowo-Gibran terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI,” tutur Alumni Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan Bandung tersebut. (rdr)