Selain itu, dengan menulis truisme dalam berita, wartawan telah melanggar sifat khas bahasa jurnalistik, yakni singkat dan padat. Sifat khas lain bahasa jurnalistik selain singkat dan padat, menurut Rosihan Anwar dalam Bahasa Jurnalistik dan Komposisi(1979), ialah sederhana, lancar, jelas, lugas, dan menarik.
Jika ada wartawan yang menganggap truisme dalam berita sebagai gaya menulis berita agar beritanya menarik, itu merupakan gaya menulis berita yang tidak diajarkan dalam pelatihan jurnalistik dan tidak menarik sama sekali. Kalau ada yang mengajarkan itu dalam pelatihan jurnalistik, pengetahuan jurnalistik pengajarnya perlu dipertanyakan.Gaya seperti itu tidak membuat berita makin menarik untuk dibaca, tetapi malah mengakibatkan berita makin tak menarik karena mengesalkan.
Menonjolkan Kesia-siaan
Yang membuat saya bertambah kesal dalam kasus truisme “narkotika jenis” itu ialah bahwa truisme itu ditulis pada judul. Itu sama dengan memamerkan kesia-siaan. Rupanya kesia-siaan itu tidak cukup hanya diletakkan di dalam berita, tetapi juga harus ditaruh padajudul. Judul merupakan hal pertama yang dibaca dari sebuah berita. Menempatkan truisme pada judul berarti menyodorkan kesia-siaan sebagai hal pertama yang akan dibaca publik.
Inilah sejumlah contoh judul berita yang memuat truisme “narkotika jenis”:
- “Menggunakan Narkoba Jenis Sabu, Ini yang Terjadi Pada Tubuh Manusia” (Kompas.Tv, 21 Juli 2021)
- “Segini Harga Narkoba Jenis Sabu yang Dibeli Nia Ramadhani” (Jawapos.com, 10 Juli 2021)
- “Bea Cukai Soekarno-Hatta Gagalkan Penyelundupan 10 Kilogram Narkotika Jenis Sabu” (Tempo.co, 19 Agustus 2021)
- “Lebih Efektif Jadi Alasan Coki Pardede Suntikkan Narkoba Jenis Sabu Lewat Anus” (Tribunnews.com, 3 September 2021)
- “Kenali Ciri-ciri Pemakai Narkoba Jenis Sabu Seperti Coki Pardede” (Sindonews.com, 3 September 2021)
- “Indonesia Masuk Daftar 10 Negara Paling Banyak Sita Narkoba Jenis Sabu-sabu” (Katadata.co.id, 11 Juli 2021)
- “Anji Didakwa Konsumsi Narkotika Jenis Ganja” (Kompas.com, 15 September 2021)
- “Polisi Ungkap Cara Anji Manji Peroleh Narkoba Jenis Ganja, Seseorang Kini Berstatus DPO” (Tribunnews.com, 16 Juni 2021)
- “Anji Konsumsi Narkoba Jenis Ganja, Dibeli dari AS Lewat Situs Online” (Liputan6.com, 18 Juni 2021)
- “Satnarkoba Polres Sorong Tangkap Tamu Hotel Karena Memiliki Narkotika Jenis Ganja” (Kompas.Tv, 25 Juni 2021)
- “Polres Solok Amankan 7 Paket Besar Narkoba Jenis Ganja” (Gatra.com, 25 Mei 2021).
Judul berita merupakan tempat kata ditaruh dengan pertimbangan terbatasnya ruang. Karena itu, kata-kata yang ditempatkan pada judul seharusnya kata-kata yang penting saja, yang mewakili gambaran isi berita. Jangan sampai ada kata yang tidak perlu atau kata yang maksudnya sudah diwakili kata lain yang diletakkan pada judul.
Saya menduga bahwa truisme “narkotika jenis” ada dalam berita karena pengaruh bahasa laporan polisi. Sewaktu menjadi wartawan, saya sering mendapatkan laporan tentang kegiatan polisi di lapangan, termasuk penangkapan. Laporan itu ditujukan kepada atasannya, misalnya kapolres. Laporan itu juga diperoleh oleh wartawan dari sumber di kepolisian melalui pesan terusan via WhatsApp.
Dalam laporan itulah saya temukan truisme “narkotika jenis” tersebut. Begini contoh kalimatnya:Kepada Yth: Kapolresta A. Assalamu’alaikum, selamat pagi pak, mohon izin melaporkan bahwa telah dilakukan penangkapan terhadap 1 (Satu) orang laki-laki dewasa yang merupakan pelaku tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika jenis Shabu. Wartawan sebaiknya tidak menjadi tukang tiru bahasa polisi.
Polisi membuat laporan kepada atasannya dengan bahasa yang mubazir bukanlah urusan jurnalis. Jika menerima laporan itu dari polisi sebagai informasi atau data, pewarta harus menyaring kata-kata mana saja yang perlu diambil untuk ditulis sebagai berita.Penting untuk diingat bahwa berita bukanlah wadah untuk menulis apa yang ingin ditulis wartawan, melainkan apa yang perlu ditulis. (**)