Nomor urut 4 ada M Iphan, anggota DPRD Sumbar dari Dapil Sumbar 4, Pasaman dan Pasaman Barat. Nomor urut 5 ada pengusaha kuliner asal Bukittinggi Sofia Astuti. Segmen perempuan dan basis Agam-Bukittinggi akan membuat Sofia bisa berbicara banyak. Nomor urut 6 ada nama Rudi Wirawan Rusli yang disebut cucu ulama terkenal Syekh Sulaiman Arrasuli atau Inyiak Canduang. Dia juga dikenal sebagai tokoh pemersatu Tarbiyah.
Bos Citra Swalayan Guspardi Gaus yang juga incumbent DPR RI dari PAN menempati nomor urut 2. Mantan anggota DPRD Sumbar tiga periode ini disebut-sebut masih memiliki jalan mulus ke Senayan, meski nomor urut 1 dipegang oleh Arisal Aziz dari Padangpariaman. Arisal disebut belum akan bisa mengalahkan Guspardi yang punya basis kuat di Agam dan Bukittinggi.
Nomor 3 diisi Caleg perempuan Resty Yulanda. Nomor urut 4 ada putra sulung Bupati Pasaman Barat Hamsuardi, yaitu HD Dianovri Harpama. Bukan tanpa alasan Dianovri dimasukkan dalam pertarungan Dapil Sumbar 2. Pada Pemilu 2019, Hamsuardi adalah Caleg DPR RI dari PKS dan meraup suara hanya kalah dari Nevi Zuairina. Kalau 2024 anaknya dimajukan, tentu berharap juga bisa mendapatkan ‘tuah’ seperti Athari Gauthi Ardi, putri dari Bupati Solok Epyardi Asda yang juga mantan anggota DPR RI Dapil Sumbar 1 dari PPP. Nomor urut 6 ada tokoh pedagang di Pasar Jakarta Arnold Shinaro. Diharapkan bisa merangkul suara dari rantau yang terhubung dengan nagari.
Demokrat dipastikan akan mengunci satu kursi Dapil Sumbar II atas nama Mulyadi, ketua DPD Demokrat Sumbar masih nomor urut 1. Di barisan Caleg, nomor 2 ada incumbent Reza Oktoberia yang menjadi PAW Mulyadi saat maju Pilgub Sumbar 2020. Reza diperkirakan belum mampu melawan Mulyadi, karena hanya lebih dikenal dan memaksimalkan suara di Payakumbuh dan Limapuluh Kota.
Selain Mulyadi dan Reza Oktoberia, Demokrat masih sama seperti 2019 lalu yang tidak terlalu memasimalkan tokoh-tokoh di Dapil ini. Hal itu dimaklumi, karena besarnya nama Mulyadi sehingga membuat tokoh di Sumbar II enggan maju dari Demokrat. Nomor urut 3 diisi Teuku Muhammad Gadafi yang merupakan pengusaha energi terbarukan nasional. Dia akan fokus membidik Pariaman/Padangpariaman karena merupakan cucu mantan Bupati Padangpariaman Anas Malik.
Nomor 4 ada tokoh muda Demokrat, Irfan Riski Pratama yang disebut mewakili Gen Z dan milenial. Nomor 5 diisi Hengky dan nomor urut 6 ada aktivis perempuan Frissilia Zetira yang juga masih dapat disebut generasi muda. Demokrat dengan komposisi ini akan susah berjuang mendapatkan kursi kedua, dan masih bisa diperebutkan oleh PPP.
Sebagai partai pengunci kursi terakhir, PPP menempatkan incumbent Muhammad Iqbal di nomor urut 2. Putra mantan Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah asal Maninjau ini akan kembali mencoba peruntungan untuk kali keempatnya. Lawannya masih sama, Ketua DPW PPP Sumbar Hariadi yang 2019 hanya berjarak sedikit suara dari M Iqbal.
Nomor 3 PPP diisi Caleg perempuan Puspita Sari. Nomor urut 4 ada tokoh Padangpariaman Tosriadi Jamal. Namanya sempat mencuat saat Pilkada Padangpariaman 2020 meski gagal mendapatkan partai. Nomor 5 diisi Perismon dan nomor 6 Caleg perempuan Claude Onnie Chandra. Kursi PPP memang rawan, apalagi kalau Gerindra atau Demokrat mendapatkan kursi keduanya. Atau ada partai lain seperti NasDem yang juga sedang onfire di Sumbar.
NasDem menempatkan Cindy Monica Salsabila di nomor urut 1. Meski namanya belum begitu dikenal, alat peraga Bendahara DPW NasDem Sumbar itu cukup masif. Nomor 2 ada mantan anggota DPR RI Fraksi PDIP Agus Susanto, Martoti Surya (3), Machdalena (4), mantan Bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi di nomor 5. Nomor 6 diisi alharhum Ali Mukhni yang kemungkinan besar akan diganti oleh NasDem jelang dicetaknya surat suara.
Selain partai-partai di atas, partai lainnya dirasakan sulit mendapatkan kursi di Dapil Sumbar II. Termasuk PDIP yang pernah meraihnya 2014 dan PBB dan PKB yang cukup dikenal di Sumbar. Begitu juga Partai Buruh, Gelora, PKN, Hanura, Garuda, PSI dan Partai Ummat yang harus berjuang keras melewati parliamentary threshold (PT) 4 persen.
Mantan Presiden Amerika John F. Kennedy pernah berujar, “Peluang tidak pernah hilang; mereka hanya berpindah tempat dan mengubah wujud. Kepala terbuka dan mata terjaga, dan Anda akan selalu dapat menangkap peluang ketika mereka datang.” Jadi, ayo berjuanglah para politisi. Jangan menyerah. (*)