JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Gerakan BDS Indonesia yaitu Boikot, Divestasi, dan Sanksi terhadap Israel, yang merupakan bagian dari Palestinian BDS National Committee (BNC), menyerukan kepada publik untuk menghentikan pembelian produk dari sejumlah perusahaan besar yang terlibat dalam mendukung serangan Israel ke Palestina.
Dalam keterangan tertulis yang dilansir dari InfoPublik, Sabtu (18/11/2023), gerakan BDS Indonesia merilis daftar brand yang menjadi target boikot utama dan brand yang memerlukan tekanan sosial agar tidak mendukung Israel.
Brand-brand itu terdiri dari AXA, Puma, Hewlett Packard (HP) dan Siemens. Kemudian Domino’s Pizza, Starbucks, Burger King, Papa John’s Pizza, Pizza Hut, Mcdonalds, Carrefour, Grup Nestle, P&G, Kraft, Coca Cola, Pepsico, Johnson & Johnson, Unilever, MARS, Kellogg’s, Disney, dan L’Oréal.
Namun, produk Danone tidak ada dalam daftar boikot BDS Indonesia itu. Danone berpusat di Perancis dan beroperasi di 120 negara termasuk di negara negara Islam seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Yordania, Mesir, Turki, Iran dan Tunisia. Danone tidak memiliki pabrik di Israel.
Co-Inisiator BDS Israel di Indonesia, M. Syauqi Faiz, dalam sebuah wawancara televisi nasional mengatakan ajakan aksi boikot itu intinya didasari karena Israel itu telah melakukan pelanggaran hukum internasional.
“Jadi, tujuan kita sebenarnya adalah menghentikan pihak-pihak seluruh dunia dan termasuk Indonesia untuk terlibat di dalam pelanggaran hukum internasional yang dilakukan Israel,” ujarnya.
Dia mengutarakan bahwa dalam melakukan aksi boikot terhadap produk-produk sekutu Israel itu ada klasifikasi brandnya. “Jadi, ada klasifikasi brand mana saja yang akan kita boikot itu.”
“Karena kita berbicara terkait keterlibatan dalam kejahatan pelanggaran hukum internasional, dan keterlibatan itu memang ada level-levelnya,” ungkapnya.
Dikutip dari akun Instagram Gerakan BDS Indonesia, aksi boikot itu bertujuan untuk menuntut Israel supaya tunduk sama hukum Internasional dan juga supaya perusahaan tersebut menarik dukungannya dari Israel.
Sehingga, harapannya Israel kehilangan dukungan materi lewat boikot karena perusahaan berhenti mendukung mereka. (rdr)