JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Paris – Hasil penyelidikan komisi independen mengungkapkan bahwa sekitar 3.000 pedofil beroperasi di dalam Gereja Katolik Prancis sejak tahun 1950 silam. Hal ini terungkap beberapa hari sebelum laporannya dirilis secara resmi ke publik.
Seperti dilansir AFP, Senin (4/10/2021), kepala komisi independen yang menyelidiki skandal ini, Jean-Marc Sauve, menyebutkan bahwa penelitian komisi independen itu mengungkap antara 2.900 hingga 3.200 pastur pedofil atau anggota gereja lainnya yang pedofil. Disebutkan Sauve bahwa jumlah itu merupakan ‘perkiraan minimum’.
Laporan komisi independen ini dijadwalkan akan dirilis secara resmi pada Selasa (5/10) waktu setempat, setelah penelitian dilakukan selama 2,5 tahun terakhir dengan mendasarkan pada arsip gereja, pengadilan dan kepolisian, juga pada wawancara para saksi. Sauve yang merupakan pegawai sipil senior Prancis menyebut bahwa laporan setebal 2.500 halaman itu berupaya menghitung jumlah pelaku dan korban.
Laporan ini juga melihat ke dalam ‘mekanisme, terutama kelembagaan dan budaya’ yang ada di dalam Gereja Katolik Prancis yang memungkinkan para pedofil tetap tinggal, dan akan menawarkan 45 proposal. Komisi independen ini dibentuk tahun 2018 oleh Konferensi Uskup Prancis (CEF) dan Konferensi Kongregasi Nasional (CORREF) dalam merespons sejumlah skandal yang mengguncang Gereja Katolik Prancis dan dunia.
Pembentukan komisi itu juga dilakukan setelah Paus Fransiskus, pemimpin umat Katolik sedunia, menetapkan langkah penting yang mewajibkan siapa saja yang mengetahui adanya pelecehan seksual dalam tubuh Gereja Katolik untuk melapor ke atasan masing-masing.
Komisi yang terdiri atas 22 profesional hukum, dokter, sejarawan, sosiolog dan teolog ini bertugas menyelidiki dugaan-dugaan pelecehan seksual terhadap anak oleh para rohaniwan Gereja sejak tahun 1950-an. Ketika mulai bekerja, komisi ini meminta pernyataan saksi-saksi dan membuat hotline telepon, kemudian dilaporkan menerima ribuan pesan dalam beberapa bulan.
Laporan komisi independen ini akan diserahkan kepada CEF dan CORREF, dan dirilis secara resmi dalam konferensi pers pada Selasa (5/10) waktu setempat di mana asosiasi perwakilan korban turut diundang untuk hadir. “Ini tidak akan mudah untuk siapapun,” ucap sosiolog yang menjadi anggota komisi ini, Philippe Portier.
“Itu akan memiliki efek seperti bom,” imbuh Olivier Savignac dari asosiasi korban, Parler et Revivre.
Sauve menyatakan pada November tahun lalu bahwa penanganan kasus dugaan pedofilia ‘di masa lalu seringkali salah’. Dia menyebut bahwa ‘sangat serius bahwa mungkin ada beberapa institusi dan sejumlah komunitas, dalam jumlah kecil, di mana pelanggaran sistemik bisa dilakukan’.
Namun, dalam kebanyakan kasus, penuntutan tidak dilakukan karena pelanggaran terjadi melampaui statuta limitasi Prancis, dan masih belum jelas apa tindakan yang akan diambil pihak Gereja Katolik terhadap para pelaku.
Laporan ini diharapkan akan dipelajari secara saksama oleh Vatikan, di mana isu ini diangkat oleh Paus Fransiskus pada September lalu saat bertemu para Uskup Prancis. “Saya mengharapkan bahwa kita dipaksa untuk menghadapi beban ini, sesuram apapun, agar kita bisa mengambil tindakan yang diperlukan,” cetus Sauve. (detik.com)