“Kami kan tidak mungkin menyerahkan nasib 200 juta lebih penduduk kepada elite yang hanya asal menang,” katanya.
Dia menerima bahwa memang dalam pemilu pasti ada pemenangnya. Namun, katanya, siapapun yang menang itu memang memiliki kemampuan kenegarawanan.
Di sisi lain, ia meminta agar penyelenggara pemilu, terutama KPU dan Bawaslu bisa menjaga marwah pemilu yang bermartabat.
Dia tidak menginginkan pemilu mendatang diwarnai kecurangan yang dominan.
Sementara itu, Sekretaris Umum Muhammadiyah, Abdul Mu’ti mengingatkan soal pentingnya nilai-nilai substansial dalam demokrasi.
“Jangan sampai demokrasi kita demokrasi zombie. Demokrasi yang berjalan tanpa ruh,” katanya.
Dia menginginkan pemilu mendatang harus berjalan secara menyenangkan, adil, jujur, dan penuh persahabatan.
Mu’ti menilai edukasi politik untuk masyarakat penting sekali dijalankan oleh elemen bangsa, seperti masyarakat sipil, ormas, juga media. (rdr/ant)