Pakar: Penggunaan Teknologi dalam Aspek Kehidupan Bisa Pengaruhi Individu

Dampak politik digital bisa membawa perubahan terhadap komunikasi dan informasi.

LOMBOK, RADARSUMBAR.COM – Guru Besar Komunikasi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur (Jatim), Prof Dr Henri Subiakto mengungkap dampak politik digital bisa membawa perubahan terhadap komunikasi dan informasi.

Hal tersebut disampaikannya dalam kegiatan Forum Diskusi Publik dengan tema ‘Perlindungan Data dan Privasi di Era Politik Digital’ yang dilaksanakan di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (17/1/2024).

“Dunia digital ini di satu sisi sangat kita butuhkan, di sisi lain menyebabkan kita menjadi transparan, atau bisa dikatakan setengah telanjang,” katanya.

Sejatinya, masing-masing manusia atau individu tidak netral dan objektif dalam hal pilihan politik.

“Tetapi akan tampak netral dan objektif jika kita mengikuti prosedur,” katanya.

Sementara itu, Anggota Komisi I DPR RI, Helmy Faishal Zaini menyoroti peran legislatif dalam merumuskan kebijakan yang berkaitan dengan perlindungan data dan privasi.

Helmy menegaskan pentingnya adanya Undang-undang (UU) yang selaras dengan perkembangan teknologi informasi untuk memastikan perlindungan yang memadai bagi setiap warga negara.

“Era serba digital ini ternyata telah mengubah culture, kebiasaan, dan keseharian kita. Saat ini kita bisa melakukan kuliah jarak jauh, tanpa harus bertemu dengan dosen pengajarnya,” katanya.

Di Era Teknologi yang canggih yang serba digital ini, kata Helmy, masyarakat juga diharapkan untuk memiliki apa yang disebut sebagai literasi di dalam media sosial (medsos).

“Sehingga ada keteraturan dan media sosial ini juga bisa sebagai bagian dari edukasi kepada masyarakat,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Bidang Advokasi, Sosialisasi, dan Edukasi Komisi Informasi (KI) NTB), Suaeb membeberkan berbagai upaya yang dilakukan oleh pihaknya dalam memberikan perlindungan terhadap data pribadi dan bagaimana masyarakat dapat berperan aktif dalam melindungi privasi mereka.

“Media sosial ini banyak digunakan oleh orang yang tingkat pendidikannya yang rendah, tetapi dia bisa memaksimalkan kemampuan digitalnya untuk menambah pengetahuan mengenai cara menambah income dan menambah jaringan,” katanya.

“Kita harus mampu berinovasi. Generasi kita ini lemah berinovasi, padahal ruang yang dibuka oleh negara ini banyak potensi yang tidak bisa dimaksimalkan,” pungkasnya. (rdr)

Exit mobile version