PADANG, RADARSUMBAR.COM – Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Sumatera Barat (Sumbar), Sam Salam memuji Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka pada debat yang dilaksanakan pada Minggu (21/2/2023) malam.
Tidak hanya pujian, Sam Salam juga menyebut Gibran Rakabuming Raka memiliki latar belakang dan berfikiran jauh lebih maju dalam membangun negeri ini.
“Gibran bukan tak memahami kejadian- kejadian masa lalu, seorang yang punya future prospective (Prospektif masa depan). Masa lalu dianggap sebagai pedoman dan basic variable for future prospect (Variabel dasar untuk peluang di masa depan),” kata Sam Salam via keterangan tertulis yang diterima Radarsumbar.com.
Kejadian di masa masa lampau, kata Sam Salam, seharusnya dijadikan sebagai landasan untuk peluang dan perbaikan di masa depan, bukan untuk diperdebatkan.
Meski demikian, dirinya juga menyebut penampilan dari Cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar dan Mahfud MD pada debat kedua Cawapres tersebut.
“Cak imin dan Mahfud MD getting good for tonight (Bagus pada malam ini) walau dua olders generation (generasi tua) ini selalu flashback ke belakang dan komplain kejadian-kejadian masa lalu padahal mereka terlibat dalam mengeksekusi kebijakan (saat menjabat) menteri,” katanya.
“Dua-duanya diduga yes man (hanya menerima) dalam setiap rapat kabinet, minim kritik dan gagasan, maybe (mungkin demikian),” sambung Wakil Ketua Kamar Dagang Industri (Kadin) Sumbar itu.
Bahkan, kata Sam Salam, Muhaimin Iskandar sudah tidak paham dengan ungkapan dan keterangan Gibran karena menggunakan istilah kekinian.
Ia juga menyebut Mahfud MD tak bisa menjawab pertanyaan green-inflation atau greenflation.
“Padahal topiknya green environment menyangkut net zero emission dan lingkungan hijau,” katanya.
Menurutnya, Republik Indonesia tidak akan pernah maju jika hanya memikirkan sektoral yang seharusnya berada di seluruh dunia.
“Karena suatu negara banyak hal tergantung dari negara lain. Sebaiknya mencerdaskan ketimbang komplain yang itu-itu saja dari masa ke masa. Menurut saya, Gibran is the best at the debate (Terbaik pada debat ini),” tuturnya. (rdr)