“Penyesuaian ini dilakukan dengan mempertimbangkan irisan jaringan trayek yang berhimpitan dan tingkat keterisian penumpang/barang pada pelabuhan singgah.”
“Meskipun telah dilakukan efesiensi jaringan trayek, namun dipastikan bahwa tiap-tiap pelabuhan singgah yang diusulkan oleh Pemerintah Daerah tetap terlayani oleh kapal perintis,” tambah Capt. Hendri.
Sebagai hasil dari efisiensi ini, pada 2024 ini seluruh trayek angkutan laut perintis akan dilayani dengan menggunakan jenis kapal penumpang.
“Hal ini diharapkan dapat memberikan pengalaman perjalanan yang lebih nyaman dan efisien bagi masyarakat di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Kapal perintis menjadi sarana transportasi yang vital untuk membuka akses ke wilayah terpencil yang sulit dijangkau melalui jalur darat atau udara.
Ini memungkinkan masyarakat di wilayah terpencil untuk terhubung dengan pusat-pusat ekonomi, kesehatan, dan pendidikan.
Dengan terbukanya akses transportasi, wilayah terpencil memiliki peluang untuk mengembangkan sektor ekonominya. Keberadaan kapal perintis dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui perdagangan, pariwisata, dan sektor lainnya.
Angkutan laut kapal perintis tidak hanya menghubungkan wilayah secara fisik, tetapi juga membangun konektivitas sosial antar-masyarakat. Ini membantu memperkuat hubungan antar-wilayah dan meningkatkan kerja sama di tingkat lokal.
Ditjen Perhubungan Laut mengucapkan terima kasih atas dukungan masyarakat dan pihak terkait dalam pengembangan dan peningkatan layanan angkutan laut kapal perintis.
“Kami berkomitmen untuk terus berinovasi demi memberikan pelayanan transportasi yang prima dan menyeluruh bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia,” tutup Capt. Hendri. (rdr/infopublik)