Biadap! Masjid Diserang Kelompok Bersenjata di Niger, 10 Orang Jamaah Tewas

"Para penyerang tiba dengan sepeda motor saat sholat ashar dan para korban berada di masjid ketika mereka dibunuh"

JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Terduga kelompok bersenjata dilaporkan membunuh 10 penduduk desa dalam serangan di sebuah masjid awal pekan ini di wilayah Tillaberi, Niger barat. Serangan yang dimaksud terjadi di desa Abankor, di wilayah “Tri-Perbatasan”, di mana Niger, Mali dan Burkina Faso bertemu, Senin (11/10) lalu.

“Para penyerang tiba dengan sepeda motor saat sholat ashar dan para korban berada di masjid ketika mereka dibunuh,” kata seorang pejabat di kota Banibangou, dikutip di News 24, Kamis (14/10).

Seorang penduduk kota tetangga Tondiwindi membenarkan serangan itu dan berapa jumlah korban tewas. Di radio lokal Studio Kalangou, seorang warga Abankor mengatakan satu orang terluka selain 10 orang tewas. Ia juga menambahkan, serangan itu terjadi pada sore hari.

Sejak awal tahun 2021, serangan oleh kelompok bersenjata kerap terjadi di daerah sekitar Banibangou dan kota-kota terdekat di wilayah Tillaberi. Area dengan luas mencakup 100.000 kilometer persegi ini menjadi rumah bagi kelompok etnis, seperti Djerma, Fulani, Tuareg dan Hausa.

Daerah titik panas ini sering menjadi sasaran ISIS di Sahara Besar, maupun kelompok yang berafiliasi dengan Al-Qaeda untuk Dukungan Islam dan Muslim, dengan serangan yang mematikan terhadap warga sipil dan tentara. Pihak berwenang lantas memberlakukan kembali larangan penggunaan sepeda motor di beberapa bagian wilayah Tillaberi, Rabu (13/10).

Larangan itu, pertama kali ditetapkan tahun lalu untuk memerangi serangan jihadis yang dilakukan oleh orang-orang bersenjata dengan sepeda motor, sebelumnya telah dicabut pada 1 September.

Keputusan awal pihak keamanan juga mengatur penjualan bahan bakar, serta menutup pasar yang dicurigai memberi makan kelompok bersenjata dan menyembunyikan informan mereka. “Langkah-langkah keamanan yang lebih ketat, yang terkadang memicu protes kekerasan, memiliki dampak ekonomi pada masyarakat setempat,” kata salah satu anggota parlemen Tillaberi pada bulan Agustus.

Alih-alih sepeda motor, mereka menyebut penyerang menggunakan sepeda dorong dan unta. Sementara, sepeda motor adalah alat transportasi utama bagi masyarakat di wilayah Tillaberi. Sementara itu, PBB telah memperingatkan wilayah Tillaberi sedang menghadapi krisis pangan besar, dengan hampir 600.000 orang terkena kerawanan pangan.

“Ketidakamanan dan serangan berulang yang diduga dilakukan elemen kelompok bersenjata non-negara yang menargetkan petani dan warga sipil, akan berdampak serius tahun ini pada situasi pangan yang sudah genting,” tulis kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB dalam laporannya. (republika.co.id)

Gabung WhatsApp Channel, Telegram Channel, dan follow juga Facebook, Instagram Radar Sumbar untuk update berita terbaru
Exit mobile version