JAKARTA RADARSUMBAR.COM – Ban tanpa udara buatan Michelin akan dibanderol dengan harga US$40 hingga US$65 per ban atau berkisar Rp639 ribu (kurs Rp14.202) sampai Rp923 ribu. Target perusahaan ban ini mulai tersedia dipasaran 2024.
Produk Michelin ini dinamakan Unique Puncture-proof Tire System (Uptis) yang secara eksklusif dikembangkan bersama General Motors. Produsen ban asal Prancis ini mengaku sudah mengembangkan ban tanpa udara sejak 2005. Selain Michelin, produsen lain yang juga mengembangkan ban tanpa udara adalah Bridgestone dengan produk bernama QuietTrack.
Produk ini namun disebut akan dijual lebih mahal, yakni US$133 per ban atau sekitar Rp1,9 juta. Secara garis besar ban tanpa udara sama seperti ban konvensional, dinilai dari bentuk seperti donat, berwarna hitam, dan terbuat dari karet. Namun bedanya ban tanpa udara tidak dirancang menampung udara jadi desainnya dibuat berongga pada bagian dinding.
Struktur berongga itu fungsinya sebagai penyangga antara bagian tapak ban dan pelek. Struktur tersebut juga sekaligus berfungsi sebagai peredam guncangan, ini akan membantu suspensi meredam daya kejut ketika menghantam lubang atau jalan tidak rata.
Dilansir dari Clean Technica, Michelin berharap tapak ban tanpa udara bisa bertahan dua hingga tiga kali lebih lama dari ban konvensional. Sebab pengemudi dapat mengganti karet tapak di sekitar lingkar luar ban saja jika ban sudah aus. Hal ini berbeda dari ban konvensional yang mengharuskan seluruh bagian ban diganti saat tapak ban aus. Dengan demikian pengemudi disebut tidak perlu membawa ban serep selama perjalanan.
Pengguna ban tanpa udara mendapat keuntungan tidak akan pernah mengalami kebocoran. Ban ini juga tidak akan mengalami masalah jika tertembus paku atau benda tajam lainnya sebab memang dirancang tanpa udara sehingga tak mungkin kempis.
Michelin mengatakan sekitar 200 juta ban setiap tahun berakhir di tempat pembuangan sampah lebih awal lantaran mengalami kebocoran ban. Ban tanpa udara diklaim memiliki masa pakai yang lama, sehingga tak menghasilkan banyak limbah, menurut laporan Motor Biscuit. (cnnindonesia.com)