EKBIS, RADARSUMBAR.COM – Maraknya pemberitaan tentang lesunya penjualan pakaian di Pasar Tanah Abang, pusat grosir terbesar pakaian di Asia Tenggara ini sangat mengkhawatirkan banyak pihak, termasuk tokoh muda Braditi Moulevey.
Banyaknya toko yang tutup dan berkurangnya pembeli secara ekstrem akibat maraknya jual-beli online mengakibatkan pasar tradisional luluh lantak akibat tsunami jual-beli online ini.
Melihat kondisi tersebut, Braditi Moulevey atau yang akrab disapa Bang Levi, pengusaha muda yang berdarah minang ini menyampaikan bahwa ancaman jual-beli online ini sangat mengkhawatirkan bagi pedagang tradisional yang mempunyai toko di pasar.
“Akibatnya konsumen merasa lebih nyaman dengan melakukan belanja atau transaksi secara online, dikarenakan konsumen banyak diberikan kemudahan dan juga harga yang terkadang jauh lebih murah dibandingkan harga yang dijual ditoko-toko di pasar tradisional,” ujar Bang Levi yang juga merupakan Fungsionaris BPP HIPMI ini.
Akibatnya terjadi lah predator pricing terhadap pedagang yang berada di pasar tradisional, yang dimana contohnya, saya beberapa hari yang lalu turun langsung ke Pasar Perumnas Klender, Jakarta Timur menemui dan berdiskusi langsung bersama pedagang pakaian disana.
“Mereka menyampaikan ke saya, bahwa dengan pakaian merk yang sama dan kualitas yang sama, harga jual di online itu jauh lebih murah dibandingkan dengan harga modal yang mereka beli di grosir. Akibatnya mereka sangat dirugikan dengan kondisi seperti ini,” ucapnya.
“Saya rasa ini harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah. Pemerintah Tolong segera selamatkan para pedagang UMKM yang saat ini masih bertahan di pasar-pasar tradisional.”
“Dan juga kepada pengelola pasar, terutama Perumda Pasar Jaya, tolong dong kebijakannya yang berpihak kepada pedagang, saat ini pasar lagi lesu dan pedagang banyak yang merugi.”