Sementara itu, Camat Kinali, Saparuddin menyampaikan untuk penurunan angka stunting Pasaman Barat telah melakukan banyak upaya, termasuk di Kecamatan Kinali sendiri.
“Untuk daerah Kinali kami akan terus berupaya dalam pencegahan stunting. Semoga dengan adanya sosialisasi ini kesadaran akan angka stunting yang tinggi terus dapat di upayakan penurunannya,” harapnya.
Berdasarkan data elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM) menunjukkan 5.170 (15,35 persen) bayi dan balita stunting di Pasaman Barat.
Sedangkan dari data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 menunjukkan bahwa 35,5 persen bayi dan balita stunting di daerah itu.
Sementara pemerintah pusat menargetkan penurunan stunting mencapai angka 14 persen pada 2024, demikian Saparudin. (rdr/ant)