Pukul Siswi? Oknum Kepsek SMK di Pulau-Pulau Batu Tidak Takut Dipolisikan

Menanggapi ancaman akan dilaporkan ke pihak kepolisian, FD menyatakan tidak gentar dan siap menghadapi proses hukum jika diperlukan.

Fatolosa Daya alias Fonce, Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Pulau Pulau Batu, Nias Selatan, Sumut terduga kasus pemukulan siswi. (Dok. Smakndua PP-Batu)

Fatolosa Daya alias Fonce, Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Pulau Pulau Batu, Nias Selatan, Sumut terduga kasus pemukulan siswi. (Dok. Smakndua PP-Batu)

Gabung WhatsApp Channel Radar Sumbar agar dapat update berita terkini.

NIAS SELATAN, RADARSUMBAR.COM – Oknum Kepala Sekolah (Kepsek) SMK Negeri 2 Pulau-Pulau Batu, Fatolosa Daya, saat ini berada dalam pusaran kontroversi terkait dugaan pemukulan siswi hingga mimisan dan pusing, yang terjadi pada Jumat (7/3/2025) pagi.

Siswi berinisial YD (17 tahun) hingga kini masih dalam keadaan trauma, dan urung datang ke sekolah. Kendati demikian, oknum Kasek SMKN 2 Pulau Pulau Batu tersebut justru mempertanyakan sikap aneh siswi yang tidak masuk sekolah beberapa hari setelah kejadian.

Ia lantas menuding korban dan menuding hal ini justru menunjukkan bahwa siswi tersebut merasa bersalah karena telah memfitnah dirinya.

“Beberapa hari siswi itu tidak ke sekolah, karena ia (korban-red) takut. Karena ia sudah memfitnah saya. Padahal satu hari setelah kejadian itu, harusnya ia ke sekolah,” ujarnya dengan tegas.

Menanggapi ancaman akan dilaporkan ke pihak kepolisian, Fatolosa Daya menyatakan tidak gentar dan siap menghadapi proses hukum jika diperlukan.

“Silakan saja buat laporan polisi. Kita tidak pernah takut. Demi kebenaran, saya tidak akan pernah takut dengan masalah itu,” tegasnya kepada awak media, Sabtu (15/3/2025) malam.

“Terserah mereka, mereka ada hak di bawah perlindungan hukum, dan saya secara pribadi juga memiliki hak yang sama di bawah perlindungan hukum.”

Dia juga menyoroti fakta bahwa tidak ada laporan polisi yang dibuat segera setelah kejadian tersebut. Menurutnya, hal ini patut dipertanyakan jika memang benar terjadi tindak kekerasan seperti yang dituduhkan.

“Kenapa ketika kejadian itu, ia tidak langsung melaporkan saya ke polisi? Mereka mencari-cari celah untuk menjatuhkan saya,” ungkapnya dengan nada tinggi.

Lebih lanjut, dia menyatakan bahwa dirinya dan orang tua siswi sebenarnya telah melakukan perdamaian. “Tidak ada pemukulan, saya hanya marah kepada anak itu. Tidak ada apa-apa, kami sudah salaman,” jelasnya.

Pernyataan telah berdamai, menurut oknum kepala sekolah terduga penampar siswa dan memeras mulut hingga terbentur ke dinding. Mendapat bantahan keras orangtua korban, Atumbuo Duha.

Ia mengatakan, kalau dirinya memang datang ke sekolah. Akan tetapi, setiba di lokasi ia malah disuruh menunggu.

Kemudian, oknum kepala sekolah tersebut mengucapkan kalau tidak memukul putrinya. Ini yang kemudian memicu kejanggalan dari orang tua tersebut.

“Tidak lama kemudian ia (oknum kepala sekolah) mendatangi saya dan langsung mengatakan bahwa ia tidak ada memukul anak saya.”

“Padahal saya belum bicara apa-apa dan atau memulai pembicaraan sepatah kata pun. Ini aneh menurut saya,” sambung Atumbuo.

Korban Bakal Melapor ke Polres Nias Selatan

Atumbuo warga Pulau Biang yang menyekolahkan putrinya di Pulau Tello mengatakan, kalau hal ini akan ia bawa ke ranah hukum.

Kendati mereka hanya orang kecil (miskin-red), mereka ingin menegakkan keadilan atas perilaku tenaga pendidik tersebut.

Pasca kejadian 7 Maret 2025 tersebut, ayah YD (17) mendatangi Polsek Pulau Pulau Batu (Pulau Tello). Menurut saran salah seorang personel kepolisian setempat yang menerima mereka, menyarankan untuk ke Polres Nias Selatan (Nisel).

Pasalnya kasus kekerasan terhadap anak, lebih tepat ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Nias Selatan. Setelah mendapat saran tersebut, orang tua bakal melaporkan kejadian pemukulan anak ke Polres Nisel.

“Kami memang ada rencana melapor ke polisi, hanya saja kami terkendala waktu. Sebab, kami dari pulau harus menyeberang dengan kapal penumpang,” katanya.

Walau begitu, orangtua korban akan terus berjuang, “Kami tetap akan melaporkan hal ini ke kepolisian dengan menunggu jadwal kapal berangkat ke Teluk Dalam,” ucapnya.

Atumbuo meminta doa dan dukungan dari semua pihak termasuk netizen. Untuk mengawal proses hukum terkait peristiwa ini.

“Saya mohon dukungan dari semua pihak, baik dinas pendidikan provinsi, aparat penegak hukum, pemerhati pendidikan dan anak, serta netizen untuk membantu saya.”

“Kami orang kecil Pak, kami ingin menegakkan kebenaran agar dunia pendidikan tidak seperti ini di masa mendatang,” pinta orangtua korban dengan tersedu.

Menurut data hasil penelusuran radarsumbar.com, oknum kepala sekolah terduga pelaku pemukulan terhadap siswi SMK Negeri 2 diketahui bernama Fatolosa Daya.

Sebelumnya terberitakan, seorang siswi SMK Negeri di Pulau Pulau Batu, Sumatera Utara, berinisial YD (17) diduga menjadi korban penganiayaan oleh oknum kepala sekolah.

Menurut pengakuan korban, ia ditampar dua kali hingga kepalanya terbentur dinding saat proses belajar mengajar berlangsung pada Jumat (7/3/2025).

Pasca kejadian tersebut, YD mengalami pendarahan pada hidung dan trauma sehingga tidak mau pergi ke sekolah.

Sementara itu, Fatolosa Daya selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Pulau-Pulau Batu membantah tuduhan tersebut.

Ia mengklaim tidak pernah melakukan penamparan atau penganiayaan seperti yang dituduhkan kepadanya dan menuduh orang tua siswa serta siswi tersebut mengarang cerita.

“Saya hanya marah kepadanya, keluar kamu dari kelas ini. Itu kan bagian dari pembelajaran Pak, mendidik,” kata FD saat diwawancarai via telepon dari Kota Gunungsitoli. (rdr/tanhar)

Exit mobile version