“Minggu depan akan membantu memperjelas apakah kita sedang konsolidasi, dan apakah konsolidasi itu seperti nafas yang menyegarkan atau merupakan awal dari koreksi,” katanya.
Greenback telah reli terhadap mata uang utama lainnya sejak awal September di tengah ekspektasi bank sentral AS akan memperketat kebijakan moneter lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya di tengah membaiknya ekonomi dan melonjaknya harga-harga energi.
Risalah pertemuan Fed September mengkonfirmasi minggu ini bahwa pengurangan stimulus pasti akan dimulai tahun ini, meskipun pembuat kebijakan terbagi tajam mengenai inflasi dan apa yang harus mereka lakukan tentang hal itu. Pasar uang saat ini memperkirakan sekitar 50/50 kemungkinan kenaikan suku bunga 25 basis poin pada Juli.
Sterling naik 0,57 persen menjadi 1,3765 dolar AS, mencapai level tertinggi sejak 17 September, sementara euro turun tipis 0,03 persen menjadi 1,1595 dolar AS setelah menyentuh 1,1624 dolar AS pada Kamis (14/10/2021) untuk pertama kalinya sejak 4 September.
Dolar Aussie yang sensitif terhadap risiko bertambah 0,02 persen menjadi 0,7417 dolar AS, setelah naik menjadi 0,7439 dolar AS di awal sesi. Dolar Selandia Baru melonjak 0,54 persen menjadi 0,7068 dolar AS, memperpanjang lonjakan 1,0 persen pada Kamis (14/10/2021).
Yen Jepang mencatat kerugian terbesar, turun ke level 114,46 yen per dolar, terlemah sejak Oktober 2018. Yen adalah mata uang safe-haven dan telah terpukul oleh rebound dalam sentimen risiko termasuk di Asia. Dolar terakhir naik 0,53 persen terhadap yen di 114,28 yen.
Di pasar uang kripto, harga Bitcoin mencapai 60.000 dolar AS untuk pertama kalinya dalam enam bulan dan tidak jauh dari rekor tertinggi karena spekulasi regulator AS akan menyetujui ETF (exchange traded fund) Bitcoin berjangka. (ant)