JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Sub Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), PT Perkebunan Nusantara IV PalmCo menargetkan 60 ribu hektare Peremajaan Sawit Rakyat hingga tahun 2026.
Pasca aksi penggabungan, PalmCo makin getol menggandeng semua petani sawit, tidak hanya petani sawit plasma yang selama ini menjadi mitra binaan dengan pola single management, namun perusahaan pengelola sawit terbesar di dunia ini juga mendorong peremajaan sawit petani non-plasma melalui pola Offtaker.
Demikian disampaikan oleh Direktur Utama PTPN IV PalmCo, Jatmiko Santosa saat melakukan tanam ulang 172 hektare areal Koperasi Produsen Gading Jaya Makmur Kamis (8/8/2024) di Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Riau.
Menurut Jatmiko, perusahaan sedikitnya telah menjalankan empat program dalam menjalin kemitraan bersama petani sawit di Indonesia.
Di antaranya pola single management, kemitraan swadaya atau Offtaker, penyediaan bibit unggul bersertifikat kepada petani, hingga program pembinaan KUD.
“Sejak tahun 2019, kemitraan kami dengan petani plasma melalui pola single management di mana perusahaan yang mengatur budidaya perkebunan sawit milik petani, mulai dari tanam ulang, pemeliharaan, hingga proses panen angkut olah, telah terbukti mampu membawa produktivitas petani binaan kita di atas rata-rata standar nasional,” kata Jatmiko.
Hal yang selanjutnya mampu mengerek penghasilan petani menyentuh angka Rp5 hingga Rp7 juta perbulan dan saldo belasan miliar Koperasi.
Pada tahun 2023 lalu, PTPN IV PalmCo melalui Regional III di Riau memang ditasbihkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) sebagai best role model dalam pola kemitraan yang dimiliki bersama petani.
Untuk itu Jatmiko ingin, petani non-plasma juga memperoleh hal yang sama melalui pola Offtaker.
“Melalui pola Offtaker, maka kami juga ingin petani-petani sawit non plasma bisa memperoleh perlakuan yang sama dengan petani plasma binaan PalmCo. Harapannya produktivitas petani seluruhnya bisa di atas standar nasional dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan,” katanya.
Pola Offtaker yang dimaksud Jatmiko memungkinkan petani sawit swadaya yang bergabung di dalam suatu kelompok semisal Koperasi ataupun Kelompok Tani untuk dapat menerima pengerjaan peremajaan sawit tua mereka dengan best practices dari Perusahaan.
Tidak berhenti di sana, perusahaan juga mendampingi petani maupun kelembagaannya dalam budidaya sawit berkelanjutan dan memastikan TBS yang diproduksi diterima oleh pabrik-pabrik milik PalmCo dengan harga terbaik sesuai ketentuan.
Dalam peremajaan pola Offtaker ini, terkini pada akhir Juni lalu PalmCo menggelar tanam ulang pola tersebut di Langkat Sumatera Utara di atas lahan seluas 107 hektare.
Dari sisi total tanam ulang, total sawit rakyat yang telah diremajakan PalmCo saat ini dalam menuju 60 ribu hektare di 2026 nanti telah menyentuh hampir 9.700 hektare.
Tanam Ulang Sawit Plasma dan Penandatangan Perjanjian Offtaker di Riau
Melalui wilayah operasional PalmCo di tanah melayu, PTPN IV Regional III, perusahaan sukses menggelar tanam perdana sawit plasma seluas 172,25 hektare.
Ratusan petani sawit Koperasi Produsen Gading Jaya Makmur di Desa Gading Sari Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, tak mampu menyembunyikan raut wajah bahagia kala tanaman renta mereka diganti dengan yang baru melalui program peremajaan sawit rakyat.
“Alhamdulillah. Saya bersama ratusan petani dan keluarga petani Koperasi Produsen Gading Jaya Makmur bangga sekaligus bahagia bisa menjadi bagian dari program PSR PTPN IV,” kata Ketua Koperasi Produsen Gading Jaya Makmur, Muhidin Maturan.
Dirinya mengaku terkesima dengan cara kerja PTPN IV dalam melaksanakan PSR. Mulai dari pendampingan, perencanaan, transparansi hingga eksekusi yang ia sebut seluruhnya dilaksanakan secara terukur dan tepat waktu.
Pihaknya juga menilai janji dan jaminan Direktur Perusahaan akan produktivitas tinggi di atas standar nasional bagi setiap petani yang mengikuti program PSR PTPN bukanlah sesuatu yang berlebihan.
“Melihat bagaimana PTPN IV bekerja, mulai dari menyusun perencanaan hingga eksekusi, semuanya dilakukan dengan matang dan terukur. Standar PTPN memang sangat berbeda. Wajar saja Pak Dirut berani janji produktivitas tinggi,” ucapnya sumringah.
Kegiatan Tanam Ulang turut dihadiri Direktur Kelapa Sawit dan Aneka Palma Ditjenbun Kementan RI, Ardi Praptono, Kadiv Pemungutan Biaya dan Iuran CPO BPDPKS, Ahmad Munir, Ketua ASPEKPIR Setiyono serta forum koordinasi pimpinan daerah (Forkompinda) Provinsi Riau.
Di momen tersebut dilaksanakan pula penandatanganan perjanjian Offtaker antara PTPN IV PalmCo dengan Gapoktan Bina Tani Makmur dan Koperasi Produsen Kusuma Bakti Mandiri seluas 782 hektare. Untuk jangka waktu perjanjian adalah satu siklus atau 30 tahun.
Direktur Kelapa Sawit dan Aneka Palma Ditjenbun Kementan RI, Ardi Praptono mengapresiasi program yang diusung PTPN IV PalmCo.
Ia menyadari bahwa program itu menjadi solusi dalam mengatasi ketimpangan produktivitas sawit milik petani swadaya.
“Terimakasih kepada PTPN khususnya PalmCo yang terus mengakselerasi PSR di berbagai wilayah di Indonesia,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa saat ini pemerintah mendorong kepada setiap kelompok tani yang mengikuti PSR memperoleh bantuan sarana prasarana seperti kendaraan angkut TBS untuk menunjang operasional petani.
Salah satu KUD binaan Perusahaan di Siak, Koperasi Unit Desa Karya Darma III pun menerima bantuan serupa dalam bentuk 1 truk colt diesel untuk mengangkut TBS dan operasional KUD lainnya.
“Langkah-langkah ini telah membantu petani untuk mencapai potensi terbaiknya serta berkontribusi dalam ketahanan pangan serta energi nasional sebagaimana dengan program yang dicanangkan pemerintah,” tuturnya. (rdr)