PADANG, RADARSUMBAR.COM – Produksi padi di Kota Padang, Sumatera Barat delapan bulan terakhir rentang waktu Januari-Agustus 2024 mencapai 31.320 ton. Angka itu menurun dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni 38.621 ton.
Kepala Dinas Pertanian Kota Padang Yoice Yuliani mengatakan, pihaknya melakukan sejumlah upaya untuk meningkatkan produksi padi.
“Kami berusaha meminimalisir permasalahan demi meningkatkan produksi padi. Sejauh ini, produktivitas padi di Kota Padang masih di angka 5,2 ton per hektare,” ujarnya.
Dalam meningkatkan indeks pertanaman, Dinas Pertanian Kota Padang telah menyalurkan mesin pompa air sebanyak 9 unit yang tersebar di beberapa lokasi. Adanya bantuan ini membantu petani untuk mengambil air dari sumber-sumber air, seperti sungai untuk dialirkan ke sawah tadah hujan.
“Paling banyak di Kecamatan Bungus Teluk Kabung, karena di sana banyak sawah tadah hujan. Bantuan pompa air sawah sudah dimanfaatkan oleh petani. Sebelumnya mereka menanam hanya satu setengah kali. Dengan adanya bantuan pompa air, mereka tidak bergantung hujan lagi,” terangnya.
Yoice Yulian melanjutkan, pihaknya masih akan menyalurkan 10 unit mesin pompa air sampai akhir tahun 2024. Syarat kelompok tani penerima adalah yang memiliki sawah berlokasi paling jauh 15-20 meter dari sungai sebagai sumber air pompa.
Sebagai upaya peningkatan produktivitas padi, Dinas Pertanian Kota Padang telah memberi bantuan program MANTAP (Mandiri Benih Tanaman Pangan) dari Kementerian Pertanian RI, berupa benih pokok kepada 3 kelompok penangkar benih.
Rinciannya yakni Kelompok Tani Budi Sepakat 5 Ha di Koto Tangah, Kelompok Tani Taruko 5 Ha di Pauh, dan Kelompok Tani Usaha Karya 5 Ha di Bungus Teluk Kabung.
“Benih yang dibantu adalah benih pokok, sehingga benih pokok ini bisa dilakukan labelisasi. Benih berlabel mutunya lebih baik, sehingga nantinya akan meningkatkan produktivitas padi,” ucap Yoice Yuliani.
Dalam rangka pengendalian hama dan penyakit tanaman padi, telah dilakukan Gerakan Pengendalian (Gerdal) OPT tanaman padi pada beberapa kelompok tani yang tanaman padinya mulai ada indikasi adanya hama.
Untuk bantuan prasarana, Dinas Pertanian Kota Padang tahun 2024 ini memberikan bantuan perbaikan Jaringan Irigasi Tersier pada 2 kelompok tani yakni Kelompok Tani Tunas Harapan di Pauh dan Kelompok Tani Tuah Sakato di Kuranji.
Selain bantuan sarana dan prasarana pertanian, Dinas Pertanian Kota Padang rutin melakukan upaya meningkatkan kemampuan pengetahuan kelompok tani melalui 33 orang Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang ada di Kota Padang.
“Misalnya, bagaimana petani tidak membakar jerami, karena jerami apabila dikembalikan ke tanah dapat mengembalikan kesuburan lahan sawah. Jika jerami dibakar, maka akan berpengaruh terhadap peningkatan gas rumah kaca,” tuturnya.
Dinas Pertanian Kota Padang juga melakukan demplot Bersawah Pokok Murah di Kecamatan Kuranji. Tujuannya mengurangi biaya produksi sehingga keuntungan yang didapat petani lebih tinggi.
“Bersawah Pokok Murah hemat dari sisi pemakaian pupuk anorganik dan biaya pengolahan lahan. Jerami bisa dijadikan mulsa untuk menghambat pertumbuhan gulma, karena pertanaman padi Bersawah Pokok Murah dilakukan pada bedeng-bedeng,” imbuh dia.
Yoice Yuliani mencatat, Kota Padang saat ini memiliki lahan sawah seluas 4.341 Ha berdasarkan data yang dikeluarkan ATR/BPN. Jumlah itu terus berkurang setiap tahun karena alih fungsi lahan menjadi lahan non-pertanian. Adapun Luas Lahan Sawah Dilindungi (LSD) sampai 2030 mendatang seluas kurang lebih 2.400 Ha.
“Berbagai upaya kita lakukan untuk peningkatan produktivitas padi sehingga target produksi padi yang ditetapkan dapat tercapai,” tandasnya. (rdr)