Kemudian, sambung Syukriah, neraca perdagangan di Ranah Minang selama Juli 2024 masih mencatatkan angka surplus yakni sebesar Rp1,4 triliun lebih, meskipun nilainya menurun jika dibandingkan Juni 2024 maupun Juli 2023.
Ia menjelaskan hal tersebut didorong nilai impor yang meningkat sebesar 70,73 persen secara month to month (mtm). Sayangnya, pada periode yang sama nilai ekspor Sumbar hanya tercatat sebesar 48,43 persen (mtm).
“Ini akibat fluktuasi harga komoditas yang masih terus berlanjut di pasar global,” kata dia.
Kemudian, tambah dia, untuk nilai tukar petani (NTP) di Provinsi Sumbar pada Agustus 2024 tercatat sebesar 124,10 atau naik 0,31 persen dibandingkan bulan sebelumnya. (rdr/ant)