PADANG, RADARSUMBAR.COM-Hidup Yuniar (57) kini sedang berat, apalagi pascasuaminya meninggal enam bulan lalu. Tempat usaha tempel benen yang dirintis suaminya pun tak lagi bisa dijalankan, karena tida ada modal. Peralatan tambal ban kini tak lagi ada dan Yuniar harus berjuang sendiri melanjutkan hidupnya.
Untuk kebutuhan sehari-hari, kini Yuniar berjualan aneka makanan pendamping nasi, seperti sambal dan gulai, serta aneka sayuran. Namun, beberapa pekan terakhir, usahanya terpaksa terhenti karena gerobak yang bisa digunakannya rusak. “Bannya rusak, tapi saya belum punya uang memperbaiki,” kata Yuniar saat ditemui pengurus Gerindra Sumbar, kemarin.
Yuniar saat ini biasanya berjualan sambal keliling di kawasan Ampang dan juga Tunggul Hitam, Kototangah. ”Sekarang lebih banyak di Tunggul Hitam, karena ada tempat tinggal di sini. Kontrakan di Ampang tak saya perpanjang lagi, karena tidak ada uang,” kata Yuniar yang kadang juga menumpang tinggal di rumah anak angkatnya Yenni di Ampang, Kuranji.
Sebelum meninggal Maret 2021, kata Yuniar, suaminya sudah delapan bulan menderita sakit gula dan jantung. “Saat sakit itu, bengkel tambal ban diisi orang lain yang kami pekerjakan. Namun hasilnya tidak memuaskan juga dan tidak cukup membantu kami,” kata Yuniar yang mendapatkan bantuan sembako dan uang tunai untuk modal dari anggota DPR RI Andre Rosiade.
Yuniar mengucapkan terima kasih atas bantuan Ketua DPD Gerindra Sumbar Andre Rosiade melalui pengurus Gerindra, Nurhaida (wakil ketua), Zulkifli (wakil sekretaris) dan Rina Shintya (wakil bendahara). Dia menyebut, dana itu akan dimanfaatkan untuk memperbaiki gerobak dan tambahan modal berjualan.
“Sekarang benar-benar susah hidup saya. Untuk tinggal saja menumpang, kadang di Ampang, kadang di Tunggul Hitam. Semoga dengan bantuan ini bisa memperbaiki becak dan bisa berjualan lagi. Terima kasih pak Andre Rosiade atas kemurahan hatinya ini,” kata Yuniar didampingi anak angkatnya Yenni yang juga mengontrak di Ampang.
Yenni yang biasa bekerja di tempat catering ini mengaku prihatin dengan kondisi Yuniar pascaditinggal mati suaminya. “Saya juga tidak lama lagi ngontrak di sini, rencana mau pindah juga. Tapi kasihan dengan ibu Yuniar yang sekarang tinggal sendiri. Karena itu kami terima kalau dia menginap dan berusaha di sini,” kata Yenni yang mengaku akan terus membantu ibu angkatnya itu.
Nurhaida yang juga sekretaris PD PIRA (Perempuan Indonesia Raya) Sumbar menyebutkan, mereka awalnya mengetahui kondisi Yuniar dari lokasi bengkelnya di Sawahan. Banyak warga yang meminta Andre Rosiade membantu janda satu anak itu. “Kami cek ke Sawahan tak ada lagi, ternyata sudah pindah ke Ampang. Kami antarkan bantuan dari pak Andre Rosiade,” kata Nurhaida lagi.
Andre Rosiade menyebutkan, saat pandemi Covid-19 banyak warga yang kehilangan pekerjaan. Termasuk wanita atau perempuan yang ditinggal suaminya. “Kami kirimkan bantuan untuk mendukung usaha bu Yuniar kembali bergerak. Semoga bisa terus berusaha memenuhi kebutuhan harian lagi,” kata ketua harian DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) ini. (*/rdr)