PADANG, RADARSUMBAR.COM – PT Amartha Mikro Fintek (Amartha), perusahaan fintech pionir peer-to-peer lending yang berfokus pada pemberdayaan perempuan pengusaha mikro di pedesaan, mencatatkan pertumbuhan yang signifikan di wilayah Sumatra Barat, yakni sebesar 167% dibanding tahun 2020.
Hingga Oktober 2021, total penyaluran pendanaan di Sumatra Barat mencapai 208 miliar rupiah, meningkat jauh jika dibandingkan penyaluran di sepanjang tahun 2020 yakni sebesar Rp78 miliar.
Selama beroperasi di Sumatra sejak tahun 2020, Amartha telah menjangkau lebih dari 204.000 mitra perempuan pengusaha mikro yang tersebar di 141 titik operasional di seluruh Sumatra, mulai dari Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Lampung, Jambi, dan lain-lain.
Aria Widyanto, Chief Risk & Sustainability Officer Amartha menyampaikan, performa bisnis di Sumatra juga terbilang baik, dengan pertumbuhan mencapai tiga kali lipat dan penyaluran sebesar Rp893 miliar per Oktober 2021. Amartha telah melakukan ekspansi ke pulau Sumatra sejak tahun 2020 lalu. Sesuai dengan misi Amartha untuk mewujudkan kesejahteraan yang merata.
“Kami senantiasa mendorong penyaluran pembiayaan produktif di area-area di luar Pulau Jawa, terutama Sumatra. Hal ini kami lakukan untuk mendorong percepatan pemulihan ekonomi sektor mikro pasca pandemi, karena kami sangat terinspirasi dengan ketangguhan dan semangat para perempuan pengusaha mikro untuk bangkit dan sejahtera,” kata Aria di Padang, Rabu (24/11/2021).
Sejalan dengan pertumbuhan bisnis Amartha di pulau Sumatra secara umum, provinsi Sumatra Barat juga masuk sebagai salah satu provinsi di Sumatra dengan pertumbuhan paling pesat jika dibandingkan dengan tahun 2020 dengan kualitas portfolio yang sangat baik.
Amartha telah menyalurkan pendanaan kepada lebih dari 46.000 mitra perempuan pengusaha mikro di Sumbar, yang sebagian besar menjalankan usaha di sektor perdagangan, seperti warung makan, warung kelontong, warung kopi, dan lain-lain.
Sementara, M. Akib selaku Head of Micro Business Amartha wilayah Sumatra menyampaikan, wilayah Sumatra Barat juga mencatatkan tingkat pengembalian pinjaman yang sangat baik, yakni mencapai 99,90%.
Artinya, hampir seluruh mitra mampu membayar pinjaman tepat waktu. Beberapa kota di Sumatra Barat tercatat menerima penyaluran cukup besar, diantaranya kota Padang, Dharmasraya dan Pesisir Selatan.
Amartha mengerahkan hampir 300 orang tenaga lapangan yang tersebar di Sumatra Barat untuk memonitor perkembangan usaha para mitra. Ini merupakan salah satu strategi perusahaan untuk memastikan kualitas pinjaman dari mitra, terlebih di masa pandemi yang cukup memberi dampak bagi UMKM.
Tenaga lapangan membantu mitra untuk tetap produktif dengan memberikan berbagai pelatihan seperti pelatihan literasi keuangan, kewirausahaan, maupun literasi digital/teknologi.
Untuk mendukung produktivitas mitra pelaku usaha mikro di Sumatra Barat, Amartha mengoptimalkan penggunaan aplikasi Amartha+, yakni aplikasi yang dibuat khusus untuk para mitra agar dapat meningkatkan penjualannya melalui transaksi online.
Aplikasi Amartha+ telah digunakan oleh lebih dari 37.000 mitra di Sumatra Barat, menjadikan wilayah Sumbar sebagai provinsi dengan mitra terbanyak yang mengadaptasi digitalisasi di seluruh Sumatra.
Aplikasi Amartha+ menyediakan fasilitas belanja borongan bagi para mitra. Melalui fitur PPOB, mitra secara bersama-sama dapat membeli bahan untuk modal usaha dengan harga grosir, sehingga dapat memperoleh untung lebih besar dari selisih harga pasar.
Amartha+ juga menyediakan layanan pembelian pulsa, pembayaran tagihan PDAM, dan pembayaran tagihan listrik. Amartha senantiasa berupaya untuk mempercepat digitalisasi di pedesaan, yang kami wujudkan salah satunya melalui penyediaan aplikasi Amartha+.
Selain menghemat pengeluaran dari sistem belanja borongan, mitra juga mendapat penghasilan tambahan karena membuka layanan beli pulsa dan pembayaran tagihan rumah tangga.
“Hal ini sejalan dengan intervensi Amartha untuk mendorong percepatan kesejahteraan Mitra. Dengan melakukan transformasi digital, Amartha dapat membantu mitra dan warga sekitarnya tetap produktif di masa PPKM walaupun dengan pembatasan aktivitas di luar rumah. Jadi manfaatnya tidak hanya untuk mitra, tapi juga untuk pelanggan mereka,” lanjut Aria.
Selain menyediakan aplikasi Amartha+, para mitra di wilayah Sumatra Barat juga menerima pelatihan wirausaha digital secara online. Amartha menjalin kolaborasi dengan brand Sunlight dari Unilever untuk mengadakan kegiatan pelatihan wirausaha online.
Pelatihan ini mendorong para mitra untuk mulai memanfaatkan platform marketplace online untuk mempromosikan usahanya. Beberapa pelatihan juga diberikan melalui platform Whatsapp bekerjasama dengan Universitas Indonesia, agar lebih mudah diikuti oleh mitra dan menjangkau lebih banyak peserta.
Melihat pertumbuhan bisnis yang signifikan, Amartha menargetkan untuk dapat menyalurkan pendanaan sebesar satu triliun rupiah hingga akhir tahun 2021 di seluruh Sumatra. Sedangkan khusus wilayah Sumatra Barat, ditargetkan penyaluran pendanaan mencapai 400 miliar rupiah pada tahun 2022 mendatang.
Amartha juga optimis dapat menjangkau lebih banyak mitra untuk wilayah Sumatra Barat, yakni ditargetkan dapat meningkat menjadi 100.000 perempuan pelaku usaha mikro.
Program digitalisasi juga akan terus digalakkan, dengan mensosialisasikan penggunaan aplikasi Amartha+ ke lebih banyak mitra di wilayah Sumbar. Amartha optimis dapat menjangkau 95% mitra untuk menggunakan aplikasi Amartha+ di tahun mendatang.
“Potensi pengembangan UMKM di wilayah Sumatra Barat sangat besar dan masih dapat bertumbuh. Untuk itu, Amartha membuka peluang kolaborasi bagi banyak pihak maupun instansi agar bersama-sama mendongkrak potensi UMKM di Sumatra Barat.”
“Karena performanya sudah terbukti bertumbuh signifikan, serta menciptakan dampak ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat Sumatra Barat,” tutup Aria. (rdr)