Oleh sebab itu, kata Andre, dalam konteks membangun ekonomi umat yang kuat dan memberi manfaat bagi banyak orang, maka patut terus didorong agar perusahaan BUMN juga memberi manfaat bagi masyarakat, dalam bentuk produk dan inisiatif yang dilakukan perusahaan tersebut.
“Di berbagai daerah, di Jawa Tengah dan Jawa Barat misalnya, saya melihat berbagai perusahaan BUMN bersinergi dengan berbagai lapisan di masyarakat. Salah satunya sinergi Pertashop yang dikelola Pertamina dengan ragam latar belakang masyarakat di daerah, desa, dan pondok pesantren,” terang Andre.
“Terdapat pula BRI Link yang dikelola BRI dan BSI yang berkomitmen memberikan dukungan produk dan jasa layanan perbankan bagi UMKM di lingkungan/ekosistem pesantren, mulai dari agen Laku Pandai, modal kerja untuk usaha, termasuk jika ingin membuka Pertashop,” sambung Andre.
Andre menegaskan, sebagai anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Gerindra, dirinya memiliki komitmen kuat dalam pemberdayaan umat. Sebagai contoh, berbagai program bantuan sarana dan beasiswa pendidikan, pelatihan usaha, serta program pemberdayaan umat telah kami salurkan ke sejumlah pesantren dan masjid di Sumatera Barat. Bantuan sarana pendidikan, pelatihan usaha, hingga program pemberdayaan itu terselenggara atas sinergi dengan BUMN.
“Berbagai bantuan yang disalurkan itu merupakan bentuk dari kepedulian kami terhadap umat. Ke depan, saya mendorong agar kolaborasi antara BUMN dalam pemberdayaan umat terus dibangun dan diperkuat,” imbuh Andre.
Wartawan senior Two Efly yang menjadi narasumber dalam kegiatan diskusi ini, menegaskan, BUMN memiliki peran mendorong pertumbuhan ekonomi, dan mendorong kehidupan yang lebih layak di lingkungan masyarakat sekitarnya.
Negara, kata wartawan ekonomi ini, memiliki dua tangan untuk membangun ekonomi di Indonesia. Pertama, tangan kanan yakni dilaksanakan oleh pemerintah melalui APBN. Kedua, tangan kiri melalui BUMN.
Ia memberi contoh, APBN digunakan untuk belanja barang dan jasa yang menghasilkan multiplier efek secara ekonomi. Di sisi BUMN, kata dia, ekonomi digerakkan melalui dua bentuk Pertama, operasional perusahaan. Kedua, dari laba bersih perusahaan.
Ia mengatakan, Corporate Social Responsibility (CSR) diambilkan dari laba bersih setiap perusahaan. CSR tidak saja kewajiban semata dari BUMN, di dalamnya ada kewajiban perusahaan untuk bertanggung jawab terhadap lingkungan.
“Pada intinya kedua tangan inilah yang digunakan pemerintah dalam membangun ekonomi dalam rangka memaksimalkan economic turnover di Indonesia. Kedua tangan inilah yang menggerakkan roda ekonomi dan melakukan pemberdayaan ekonomi umat,” tutur pria yang akan menerbitkan buku kedua ini.
Two Efly mengatakan, CSR merupakan komitmen sebuah perusahaan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan komunitas melalui praktik bisnis yang baik dan mengkontribusikan sebagai sumber daya perusahaan untuk masyarakat di lingkungannya.
CSR, sangat penting karena ada beberapa manfaat yang bisa diraih secara langsung baik oleh perusahaan atau pun masyarakat. Selain itu CSR juga berperan nyata menggerakkan ekonomi masyarakat. “CSR tidak saja berfungsi sebatas pemberdayaan dalam konteks ekonomi, tapi juga jembatan hati antara masyarakat dan perusahaan yang ada di lingkungannya,” tutur dia.
Ia menyebutkan, ada empat macam model pelaksanaan CRS yakni secara langsung, melalui yayasan atau organisasi sosial, menjalin kemitraan dan melalui konsorsium. “Ada empat jenis CSR yakni program lingkungan, praktik kerja, filantropi dan sukarelawan,” ujar dia. (rdr)