PADANG, RADARSUMBAR.COM – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) menyebut hilirisasi sebagai salah satu solusi untuk mengatasi penurunan nilai ekspor sejumlah komoditas unggulan asal Ranah Minang ke berbagai negara.
Kepala BPS Provinsi Sumbar, Sugeng Arianto, mengungkapkan bahwa meskipun aktivitas impor masih relatif stabil, nilai ekspor Sumbar pada November 2024 mengalami penurunan. Pada periode tersebut, BPS mencatat nilai ekspor Sumbar mencapai Rp3,5 triliun, turun sebesar 9,66 persen dibandingkan dengan ekspor pada Oktober 2024 yang tercatat sebesar Rp3,9 triliun.
“Ekspor asal Sumbar periode November 2024 mengalami penurunan, namun aktivitas impor tidak menunjukkan penurunan yang signifikan,” kata Sugeng di Padang, Selasa (7/1).
Sugeng menilai bahwa untuk mengatasi penurunan ekspor ini, salah satu langkah yang perlu ditempuh adalah menggencarkan hilirisasi, terutama pada sektor kelapa sawit yang merupakan komoditas unggulan ekspor asal Sumbar.
“Ekspor kita didominasi oleh hasil perkebunan, khususnya kelapa sawit. Oleh karena itu, kita perlu mendukung hilirisasi industri pengolahan kelapa sawit agar nilai ekonomi yang didapatkan lebih besar,” ujar Sugeng.
Menurutnya, dengan mengolah komoditas perkebunan sebelum diekspor, baik masyarakat maupun pemerintah dapat memperoleh nilai ekonomi yang lebih optimal. Hal ini juga diyakini dapat mendukung stabilitas ekonomi daerah.