JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Pada pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (21/3/2025) pagi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 7,02 poin alias 0,11 persen ke posisi 6.388,69.
Sebelumnya, pada penutupan perdagangan Kamis (20/3/2025) sore, IHSG ditutup di posisi 6.381,67 atau menguat 70,01 poin.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menilai instrumen-instrumen aset keuangan Indonesia masih tetap menarik.
“Kami masih memercayai bahwa instrumen-instrumen aset keuangan Indonesia, apakah itu SBN (Surat Berharga Negara), saham, ataupun SRBI (Sekuritas Rupiah Bank Indonesia), secara fundamental itu memang tetap menarik karena pertumbuhan ekonomi kita tetap tinggi,” kata Perry Warjiyo, Jumat (21/3/2025).
Perry memaparkan, penurunan harga saham tidak hanya terjadi di Indonesia, di Amerika Serikat (AS) juga terjadi penurunan harga saham dan regional Asia juga mengalami penurunan harga saham.
Di pasar keuangan global, ketidakpastian masih berlanjut diwarnai oleh penurunan yield US Treasury dan melemahnya indeks mata uang dolar AS (DXY) di tengah ketidakpastian penurunan Fed Funds Rate (FFR).
Aliran modal global yang semula terkonsentrasi ke AS bergeser sebagian ke komoditas emas dan obligasi di negara maju dan negara berkembang.
Sementara itu, portofolio investasi saham masih terkonsentrasi ke negara maju, kecuali AS, dan belum masuk ke negara Emerging Market (EM).
Tetap tingginya ketidakpastian global tersebut memerlukan respons kebijakan yang tepat dan terkoordinasi dengan baik untuk memperkuat ketahanan eksternal, menjaga stabilitas, dan mendorong pertumbuhan ekonomi domestik.
“Jadi memang, turunnya harga saham itu terjadi di Amerika dan di regional Asia sehingga investasi portofolio ini lebih banyak mengalih ke negara maju selain Amerika, itu yang kami lihat.”
“Oleh karena itu, kami masih memercayai instrumen-instrumen aset keuangan kita tetap menarik,” ujar Perry.
Beberapa sentimen domestik menopang penguatan IHSG, seperti pulihnya kepercayaan pasar setelah Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa ia tetap berada di dalam kabinet.
Serta kinerja pertumbuhan kredit yang masih resilien juga memberi keyakinan kepada pelaku pasar bahwa aktivitas industri masih berada pada fase yang ekspansif.
Komentar