“Kita optimis tahun ini Pasar Fase VII bisa dibangun dengan dana APBN. Sekarang tinggal melengkapi DED (detail engineering design/detail gambar kerja). Kalau AMDAL (analisis mengenai dampak lingkungan hidup) dan Amdal Lalin (lalu lintas) sudah oke,” kata Hendri Septa yang yakin persoalan Pasar Raya Padang akan tuntas di periode kepemimpinannya.
Pada intinya, sebut Hendri Septa, Dirjen Cipta Karya sudah setuju dengan pembangunan dan meminta penyelesaian persyaratan untuk persiapan lelang pembangunan. “Pada dasarnya, semua persyaratan sudah dipenuhi, tapi butuh perbaikan. Untuk DED-nya sedang proses. Pemko Padang akan terus berkoordinasi dengan Dirjen Cipta Karya, agar DED sesuai dengan kebijakan Kemen PUPR yang baru. Semua dokumen akan kami serahkan, agar bisa dikerjakan. Diperkirakan membutuhkan dana Rp200 miliar,” kata Hendri Septa.
Hendri berharap, setelah direvitalisasinya bangunan Fase VII ini, pedagang berjualan dengan nyaman dan pembeli pun senang berbelanja. “Semoga geliat jual beli di Fase VII tersebut kembali bangkit nantinya,” harapnya.
Hendri Septa menyebut, revitalisasi Pasar Raya Padang Fase VII sudah diupayakan sejak pascagempa 2009. Karena keterbatasan anggaran dan hal lainnya, pembangunan belum mampu dilakukan. “Setelah dokumen selesai, selanjutnya melakukan sosialisasi dan relokasi pedagang, kesiapan pembongkaran bangunan dan kesiapan lembaga pengelolaan pasar,” katanya.
Sementara itu Dirjen Cipta Karya Diana Kusumastuti menyebutkan, pembangunan Fase VII sudah masuk dalam agenda Kementerian. Namun, masih ada beberapa dokumen yang harus dilengkapi oleh Pemko Padang untuk tindak lanjutnya. “Kami tunggu segera, agar pembangunan pasar bisa dilakukan. Terima kasih Pak Andre Rosiade sudah memasilitasi pertemuan dengan Wali Kota Padang,” katanya. (*/rdr)