MENTAWAI, RADARSUMBAR.COM – Kementerian Koperasi dan UKM menginginkan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar), meningkatkan produk unggulan daerahnya guna mengimbangi wisata laut di wilayah tersebut yang sangat dikenal di dunia.
“Pariwisata Mentawai sangat terkenal di dunia, khususnya wisata laut dengan ombaknya yang banyak diburu oleh para peselancar. Namun, wisata yang strategis itu belum diimbangi oleh produk unggulan daerahnya,” kata Sekretaris Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop Novieta dalam pelatihan e-commerce di Kepulauan Mentawai, Sumbar, lewat keterangan resmi, Jakarta, Rabu (20/4/2022).
Dia menyatakan beberapa produk unggulan di Kepulauan Mentawai ialah sagu, keladi, pisang, dan produk kelautan. Akan tetapi, lanjutnya, produk unggulan tersebut belum diolah dan dipromosikan dengan baik, sehingga belum menjadi daya tarik wisata. “Diharapkan, produk UMKM turut mendukung pariwisata Mentawai,” ujarnya.
Karena itu, pihaknya memberikan pelatihan e-commerce kepada pelaku UMKM sebagai salah satu bentuk komitmen untuk memberikan akses peningkatan kapasitas usaha mikro di Mentawai yang merupakan daerah kategori 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal). Serta, pemberian dukungan untuk pengentasan kemiskinan dari aspek pemberdayaan ekonomi melalui pelatihan.
“Kami berharap pelatihan ini bisa berdampak pada peningkatan ekonomi usaha mikro dan juga punya timbal balik baik penyedia bahan mentah maupun pengolah, sehingga pelaku usaha mikro dan masyarakat sama-sama mendapatkan keuntungan,” kata Novieta.
Selain program pelatihan, dikatakan terdapat program-program lain yang bisa diakses seperti pendampingan guna mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB) maupun sertifikasi usaha/produk Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), merek, halal, dan izin edar MD.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Bupati Kepulauan Mentawai Kortanius Sabeleake memastikan pihaknya akan terus berjuang agar daerahnya tak lagi tergolong daerah miskin mengingat adanya potensi pariwisata yang sangat besar.
“Ada tiga produk unggulan daerah, sagu, keladi dan pisang tetapi persoalannya teknologi pengolahannya masih tradisional, belum berkembang dan konsumennya juga masih masyarakat lokal,” ucap dia. (rdr/ant)