“Salah satunya adalah dengan menyediakan sistem nontunai untuk bertransaksi. Sistem ini sebelumnya mungkin hanya ditemui di pasar modern namun saat ini sudah bisa diterapkan dimana pun,” kata dia.
Untuk mendukung perkembangan ekonomi lebih lanjut, serta peningkatan penggunaan pembayaran digital dan mendorong konsumsi masyarakat, Bank Indonesia melanjutkan implementasi program S.I.A.P (Sehat, Inovatif, dan Aman Pakai) QRIS untuk mendukung pencapaian 15 juta pengguna baru QRIS pada 2022.
“Jadi penggunaan QRIS dalam berbagai transaksi di pasar dapat memudahkan pedagang dan konsumen dalam bertransaksi dan meningkatkan peran pasar dan pedagangnya dalam mendukung perekonomian,” ujarnya.
Manfaat lainnya yang dapat dirasakan oleh pedagang, antara lain menerima pembayaran secara higienis, transaksi tercatat dan langsung masuk rekening. Kemudian, transaksi tidak perlu uang kembalian serta bebas risiko pencurian dan uang palsu.
“Pengelolaan keuangan baik pedagang maupun pembeli bisa lebih tertata serta mendapatkan transaksi murah dan bebas biaya bagi usaha mikro,” ucapnya.
“Kita berharap program SIAP QRIS tersebut akan terus diperluas. Harapannya, program itu dapat meningkatkan kapabilitas pedagang di pasar rakyat sehingga semakin mendorong pertumbuhan ekonomi digital di Sumatera Barat,” katanya. (*/rdr)