Peningkatan realisasi pada sektor ini membuktikan bahwa kebijakan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang melarang ekspor bahan mentah berhasil mendorong terjadinya hilirisasi investasi di Indonesia, khususnya industri pengolahan nikel serta industri besi dan baja.
Sebagai refleksi pemerataan ekonomi di Indonesia, pertumbuhan investasi di luar Jawa saat ini cukup stabil dan terus mengalami peningkatan secara signifikan.
Pada triwulan I/2022 realisasi investasi di luar Jawa sebesar Rp148,7 triliun atau meningkat 16,6 persen dari triwulan IV/2021 yang sebesar Rp127,5 triliun.
Pertumbuhan investasi di luar Jawa terlihat dengan masuknya Riau dan Sulawesi Tengah ke dalam lima besar lokasi investasi PMA dan PMDN.
Sedangkan tiga provinsi luar Jawa dengan realisasi investasi PMA terbesar, yaitu Sulawesi Tengah di urutan pertama dengan persentase sebesar 12,9 persen, diikuti Riau 9,9 persen, dan Maluku Utara 7,3 persen.
“Saya diperintah Bapak Presiden untuk mewujudkan investasi yang inklusif dan berkualitas yaitu adanya keseimbangan realisasi investasi di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa, peningkatan nilai tambah sumber daya alam dan mineral, serta tumbuhnya sentra-sentra ekonomi baru di daerah.”
“Untuk itu seluruh unit di Kementerian Investasi/BKPM dengan upaya out of the box melakukan langkah-langkah dalam rangka pencapaian investasi inklusif,” tutup Bahlil. (rdr)