PADANG, RADARSUMBAR.COM – Keinginan Trisno untuk punya rumah layak huni yang telah lama diimpikannya, akhirnya terwujud berkat adanya bantuan bedah rumah oleh PT Semen Padang melalui program Basinergi Mambangun Nagari (BMN).
Bekerja sama dengan Forum Nagari Kelurahan Bandar Buat, Lubuk Kilangan, Kota Padang, bedah rumah milik Trisno itu ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Camat Lubuk Kilangan yang diwakili Sekretaris Camat, Nurul Widya Siska, Senin (13/6/2022).
Peletakan batu pertama rumah yang beralamat di RT02 RW11 Kelurahan Bandar Buat tersebut, turut disaksikan oleh Lurah Bandar Buat, Sri Utari, Ketua Forum Nagari Lubuk Kilangan, Sales Mardial, Ketua Forum Nagari Bandar Buat, Dahrulsyah, Ketua LPM Bandar Buat, Neldi Riswen dan perwakilan Unit CSR PT Semen Padang, Yumendri,.
Trisno mengaku senang dan bersyukur atas bantuan bedah rumah dari PT Semen Padang melalui Forum Nagari Bandar Buat. Karena rumah yang sudah 15 tahun ditempatinya itu sudah lapuk. Bahkan sejak pertama kali ditempati hingga sekarang, rumah tersebut belum pernah direnovasi.
“Rumah ini saya beli 15 tahun lalu. Kalau sekarang, usia rumah ini sudah lebih dari 30 tahun. Rumah ini masih rumah dasar, jadi belum pernah sama sekali direnovasi. Maklumlah, ekonomi saya pas-pasan dan tidak ada uang untuk renovasi rumah,” katanya.
“Alhamdulillah, berkat adanya bantuan bedah rumah dari PT Semen Padang melalui Forum Nagari Bandar Buat, tentunya saya bahagia dan bersyukur sekali. Terima kasih PT Semen Padang dan Forum Nagari Bandar Buat yang telah membantu saya,” imbuh Trisno.
Pria berusia 48 tahun itu menyebut bahwa dirinya merupakan ayah sekaligus ibu bagi 4 orang anaknya. Karena sang istri sudah meninggal dunia sekitar 5 tahun lalu. Saat ini, anaknya yang paling besar sudah kuliah di Institut Teknologi Padang (ITP).
Anaknya nomor dua, baru saja tamat SMA dan berencana untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Kemudian yang ketiga, masih SMP dan paling kecil kelas II SD. Dalam kondisi ekonomi yang serba terbatas, tentunya pendidikan paling utama dibandingkan harus merenovasi rumah.
“Saya ini kan buruh, gajinya pas-pasan. Kalau dipaksakan merenovasi rumah, tentu akan menganggu kebutuhan pendidikan anak-anak.”
“Bagi saya, pendidikan lebih penting dibandingkan merenovasi rumah. Karena untuk meningkatkan ekonomi suatu kaum, harus dimulai dari pendidikan,” ujar pria asal Purwokerto, Jawa Tengah ini. (rdr)